malam selalu membawa pada kesendirian kesadaran yang menjamah eksistensi raga.
...hawa kesunyian...
terus mengintai sepi malam berarak bintang dan gemawan yg hilir mudik sepanjang jaga.
sendiri kata, sendiri dengar, sendiri rasa.
semakin melumpuhkan keramaian jagat raya yang terbangun sepanjang baka.
aku duduk terdiam, menatap diriku yang terpaku di lubuk jiwa tak bersuara.
menikmati sendu dan kerinduan yang datang menyentuh hati tanpa jeda.
bersama belaian angin malam yang memintaku untuk menari mesra bersamanya.
yaa...memang kuadukan perihal kisah kesendirianku pada angin malam.
mencengkrama seluruh tubuhku.
kian menjamah seirama tarian itu menciptakan sensasi tanpa batas.
saat seperti itu membawa jiwaku ke puncak kedamaian.
tapi sekaligus menyeret hatiku ke lembah kerinduan tak bertuan.
hinggatiba-tiba sudah kudapati diriku.
duduk bersimpuh di latar istana dengan tatapan hasrat yang tajam.
membuncah seirama ingatan dirimu memelukku penuh pesona yg mendalam.
ciputat, 15, 02, 16.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H