Mohon tunggu...
Riswandi Yusuf
Riswandi Yusuf Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

melintasi batas waktu dengan menulis, maka kau akan tetap hidup walaupun dirimu sudah tiada...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kesendirian Malam

24 Februari 2016   21:59 Diperbarui: 24 Februari 2016   22:10 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

malam selalu membawa pada kesendirian kesadaran yang menjamah eksistensi raga.
...hawa kesunyian...
terus mengintai sepi malam berarak bintang dan gemawan yg hilir mudik sepanjang jaga.
sendiri kata, sendiri dengar, sendiri rasa.
semakin melumpuhkan keramaian jagat raya yang terbangun sepanjang baka.
aku duduk terdiam, menatap diriku yang terpaku di lubuk jiwa tak bersuara.
menikmati sendu dan kerinduan yang datang menyentuh hati tanpa jeda.
bersama belaian angin malam yang memintaku untuk menari mesra bersamanya.

yaa...memang kuadukan perihal kisah kesendirianku pada angin malam.
mencengkrama seluruh tubuhku.
kian menjamah seirama tarian itu menciptakan sensasi tanpa batas.
saat seperti itu membawa jiwaku ke puncak kedamaian.
tapi sekaligus menyeret hatiku ke lembah kerinduan tak bertuan.
hinggatiba-tiba sudah kudapati diriku.
duduk bersimpuh di latar istana dengan tatapan hasrat yang tajam.
membuncah seirama ingatan dirimu memelukku penuh pesona yg mendalam.

ciputat, 15, 02, 16.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun