SMAN 1 Cibinong Kabupaten Bogor menyelenggarakan Seminar Pendidikan pada hari Rabu,
8 November 2023. Bertempat di aula sekolah seminar dihadiri oleh para peserta didik kelas XI
dan pengurus OSIS MPK periode 2023-2024. Kegiatan seminar dibuka secara resmi oleh
Kepala Sekolah Ibu Dra. Eli Supartini, Ibu Eli menyampaikan harapannya terhadap para
peserta seminar agar dapat mengikuti dengan baik dan mendapatkan pengetahuan yang banyak
tentang bullying, kekerasan dan seks bebas. Peserta seminar diharapkan dapat melakukan
desimenasi dari kegiatan seminar pendidikan tersebut kepada peserta didik yang tidak
mengikuti kegiatan tersebut. Ibu Eli juga menghimbau para peserta seminar untuk tidak
melakukan bullying baik secara verbal maupun fisik. Dalam kegiatan tersebut turut pula hadir
para wakasek dan guru-guru SMAN 1 Cibinong Kabupaten Bogor.
Adapun narasumber seminar pendidikan tersebut yaitu Ibu Telly Yuviarly, S. Psi dan Bapak
Suhaimi dari DP3AP2KB, dr. Anggi Yulianti dari Puskesmas Cirimekar dan Dr. J Jopie Gilalo,
S.H., M.H dari KPAD Kabupaten Bogor. Seminar sesi I dimulai dari penyampaian materi oleh
Bapak Suhaimi. Beliau menjelaskan tentang bullying, perundungan, penyebab dan dampaknya
terhadap pelaku dan korban. Bullying adalah segala bentuk kekerasan terhadap orang lain baik
secara fisik maupun non fisik yang disebabkan karena adanya permusuhan, kurang percaya diri
dan mencari perhatian, dampak terhadap korban adalah mental, emosi, fisik dan frustrasi,
sedangkan kepada pelaku berdampak dijauhi oleh teman dan lingkungan sekitar. Bahaya dari
perundungan adalah trauma, kejiwaan bahkan meninggal dunia. Sedangkan kekerasan adalah
tindakan yang menimbulkan rasa sakit, luka bahkan kehilangan nyawa, kekerasan dapat berupa
kekerasan fisik, psikis dan seksual. Setelah pemateri menyampaikan materi dengan sangat baik,
beberapa peserta didik bertanya, salah satunya peserta bernama Rakha Azhari dari pengurus
OSIS yang sangat aktif bertanya
Pada materi kedua disampaikan oleh dr. Anggi Yulianti, seorang dokter muda dari Puskesmas
Cirimekar. dr. Anggi menyampaikan betapa pentingnya menghindari seks bebas pada anak.
Akibat yang timbul apabila melakukan seks bebas salah satunya adalah terdapat penyakit
seksual menular seperti muncul bintik-bintik merah di area vital. Hal paling berat yang dapat
terjadi adalah HIV. Untuk menghindari seks bebas pada anak harus melakukan kegiatan positif
dan memperbanyak aktivitas, memperdalam pemahaman agama sebagai pondasi yang kokoh.
Pada sesi II terlihat para peserta sangat antusias bahkan banyak sekali peserta yang bertanya.
Selain sesi Tanya jawab pada sesi II, dr. Anggi juga memberikan games tentang fakta atau
mitos tentang materi seks bebas.
Pada materi ketiga disampaikan oleh Dr. J. Jopie Gilalo, S.H., M.H sebagai ketua KPAD
Kabupaten Bogor, beliau menjelaskan tentang kabupaten layak anak dan klaster yang berat dari
kabupaten layak anak adalah kluster V, selain itu Dr. Jopie juga menjelaskan tentang SRA
(Sekolah Ramah Anak) dan UU Perlindungan Anak. Salah satu hal paling penting yang
disampaikan bahwa anak harus dilindungi oleh UU dan sekolah harus mengacu kepada 24
indikator Kabupaten Layak Anak (KLA) serta memperhatikan 3 prinsip SRA dan wajar (wajib
belajar) 12 tahun. Sesi III berjalan sangat lancar dan seminar ditutup dengan berfoto bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H