Mohon tunggu...
Riswandha Ipnu Nawawi
Riswandha Ipnu Nawawi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pasca Sarjana

Mahasiswa Pasca sarjana UIN Raden Intan Lampung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ayat moderasi beragama dan implementasinya terhadap pendidikan

19 Desember 2024   08:00 Diperbarui: 19 Desember 2024   08:00 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Moderasi di dalam Islam dikenal dengan istilah wasathiyyah. Menurut Salabi, wasathiyyah berasal dari bahasa Arab yang diambil dari akar katanya yaitu wasath yang bermakna di tengah atau di antara. Kata wasath juga memiliki banyak arti diantaranya adalah terbaik, adil, keseimbangan, utama, ke-sedangan-an, kekuatan, keamanan, persatuan, dan istiqamah. Sedangkan lawan dari moderasi (wasathiyyah) adalah berlebihan (tatharruf) dan melampaui batas (ghuluw) yang juga bermakna ekstrem dan radikal .  Berdasarkan pada beberapa makna wasathiyyah sebagaimana di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikatnya wasathiyyah memiliki sifat fleksibelitas dan kontekstualis tergantung dimana kata tersebut digunakan. Maka pada pada prinsipnya, Wasathiyyah adalah sikap dan perilaku yang tidak kaku namun juga tidak terlalu lentur, tidak bersifat memihak tapi punya prinsip serta mengandung nilai-nilai kebaikan

M. Quraish Shihab dalam tulisannya tentang wasathiyyah menyebutkan bahwa ada 5 kali kata yang berkaitan dengan wasath disebutkan di sejumlah tempat dalam Al-Qur`an. Beberapa ayat yang memuat kata wasath itu adalah QS. Al-Baqarah :143 dengan kata wasath, QS. Al-Baqarah :238 dengan kata wustha, QS. Al-Ma`idah : 89 dan QS. Al-Qalam: 28 dengan kata awsath, dan QS. Al-'Adiyat: 4-5 dengan kata wasathna. Kesemua kata yang dipakai pada 5 ayat tersebut memiliki kandungan makna "berada di antara dua ujung." (Kajian et al. n.d.)

Ayat Al-Qur`an yang menggunakan kata wasath (QS. Al-Baqarah :143) yang berbunyi:Demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan .........

Maka dalam konteks kehidupan beragama, moderasi beragama dapat didefinisikan sebagai pandangan, sikap dan perilaku beragama yang memegang prinsip keseimbangan dan keadilan serta mencari posisi di tengah yaitu antara eksterm kanan (radikal) dan ekstrem kiri (liberal)  . Moderasi beragama adalah konsep perilaku dalam kehidupan beragama untuk tidak bersikap fanatik, selalu toleran dan inklusif, menjunjung tinggi nilai keseimbangan, keadilan dan egaliter,  Moderasi beragama adalah cara beragama yang santun dan toleran, tidak radikal yaitu konservatif tekstualis serta mengabaikan konteks dan tidak pula liberal yaitu terlalu mendewakan akal dan mengabaikan teks. Secara umum dapat disimpulkan bahwa moderasi beragama adalah cara pandang, sikap dan perilaku beragama yang menjauhi ekstreminitas, menjaga keseimbangan dan keadilan serta memilih jalan tengah

Implementasinya dalam pendidikan

Moderasi beragama dapat diwujudkan dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan seluruh penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam. Sikap moderasi beragama ditunjukkan dengan penerimaan terhadap ajaran agama yang inklusif, menghormati perbedaan, sikap toleran, dan siap bekerja sama dengan berbagai pihak. Moderasi juga dapat mewujud dalam perilaku seseorang baik dalam ucapan, tindakan, atau perbuatan yang sesuai dengan sikap moderat. Perilaku tersebut dapat diukur dalam keterampilan yang mencerminkan moderasi seperti mampu berdialog dengan berbagai latar belakang orang, orang lain merasa nyaman dan selamat berada di sekitarnya, adil dalam berbuat dan berucap, serta mengedepankan kemaslahatan umat. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan dapat dirancang melalui model pembelajaran yang inklusif, menghormati perbedaan, sikap toleran, dan siap bekerja sama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun