Mohon tunggu...
Ristiani
Ristiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya benyanyi,bermusik dan juga saya suka dengan meka up

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Psikososial Erik Erikson:Memahami perkembangan Kepribadian Manusia

9 November 2024   09:50 Diperbarui: 9 November 2024   10:05 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Teori Psikososial Erik Erikson: Memahami Perkembangan Kepribadian Manusia

Erik Erikson, seorang psikolog terkenal, mengajukan teori yang sangat berpengaruh tentang perkembangan kepribadian manusia, yaitu teori psikososial. Teori ini menekankan pada interaksi antara faktor psikologis individu dengan tuntutan sosial di setiap tahap perkembangan hidup.

Apa itu teori emonasional?

Sederhananya, teori ini menggambarkan bagaimana kepribadian kita terbentuk melalui serangkaian krisis atau konflik psikososial yang harus kita hadapi dan selesaikan di setiap tahap kehidupan. Kemampuan kita untuk mengatasi setiap krisis ini akan membentuk karakter dan kepribadian kita.

Delapan Tahap Perkembangan Psikososial

Erikson membagi perkembangan manusia menjadi delapan tahap, masing-masing dengan krisis psikososial yang unik. Berikut adalah ringkasan singkat dari delapan tahap tersebut:

1. Kepercayaan Dasar vs. Ketidakpercayaan Dasar (0-1 tahun): Pada tahap ini, bayi belajar mempercayai orang tua dan lingkungannya atau sebaliknya, merasa tidak aman dan tidak percaya.

2. Otonomi vs. Rasa Malu dan Ragu-ragu (1-3 tahun): Anak-anak mulai mengembangkan kemandirian dan otonomi. Jika terlalu dibatasi, mereka bisa merasa malu dan ragu-ragu.

3. Inisiatif vs. Rasa Bersalah (3-6 tahun): Anak-anak mulai aktif mengeksplorasi lingkungan dan mengembangkan inisiatif. Jika terlalu dibatasi, mereka bisa merasa bersalah.

4. Ketekunan vs. Inferioritas (6-12 tahun): Anak-anak mulai belajar keterampilan baru dan membandingkan diri dengan teman sebaya. Jika merasa tidak mampu, mereka bisa merasa inferior.

5. Identitas vs. Kebingungan Identitas (12-18 tahun): Remaja mencari jati diri dan mencoba berbagai peran. Jika tidak berhasil menemukan identitas yang jelas, mereka bisa merasa bingung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun