Ada Rasa Nano-Nano di Kompasiana

Bisa di kata aku adalah preman kandang karena beraninya corat coret, tulis menulis hanya di konsumsi untuk diri sendiri. Perasaan tidak percaya dirilah yang menyebabkannya tapi aku pikir-pikir lebih tepatnya perasaan tahu diri yang membuatku menjadi preman kandang.

Sejak mengenal kompasiana aku memberanikan diri untuk bergabung menjadi anggota kompasiana, karena ada rasa nano-nano di kompasiana, kita dapat menemukan rasa manis ( orang-orang yang handal di dalam dunia tulis menulis ), Asam ( orang-orang yang cukup handal di dunia tulis menulis ), dan Asin ( orang-orang yang belajar merangkak dan bisa berlari dengan dunia tulis menulis ).

Aku masuk dalam kelompok "Asin", hehe..  mungkin orang membaca alurnya berantakan dan bingung inti yang di sampaikan oleh tulisan aku itu apa. Di kompasiana aku bisa belajar menulis yang menarik dan benar pada orang-orang yang masuk kelompok "Manis", dengan membaca karya mereka, tulisan-tulisan mereka, dan juga dari kritikan-kritikan, karena apabila kita punya bahan yang bisa di bagi untuk umum tapi karena kita mengemasnya tidak bisa menarik, dan tidak bisa menggugah penikmat tulisan maka bahan itupun tidak akan tersampaikan dengan baik.

Dunia menulis, dimanapun dan apapun sarana kita untuk menyampaikan tulisan, baik dengan media sosial tetap seperti menaiki permainan "Halilintar", berputar-putar, naik-turun, mengocok perut, pusing dan membikin sidikit jantungan. Was-was dengan tanggapan penikmat kompasiana, berapa banyak yang sudah mau membacanya, menambah jejaring yang bisa memberikan masukan dan bertemu dengan orang-orang yang juga sama-sama belajar tulis menulis.

Kompasiana di ULTAHMU yang ke-2 telah memberikan manfaat bagi kita-kita penulis yang tak terarah dan masih perlu belajar dan belajar. Thanks kompasiana

Catatan dari aku, kira-kira bisa nggak ya di tambahi fasilitas "DELETE (HAPUS)" untuk tulisan yang sudah terlanjur di posting  ^ ^