Mohon tunggu...
Aristia PM
Aristia PM Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang guru yang belajar nulis

Skenario terbaik berasal dari takdir Sang Pencipta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Saat Anak Bertanya tentang Pubertas

5 Januari 2019   23:39 Diperbarui: 5 Januari 2019   23:49 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: thirdside.co

Dalam kurikulum tingkat sekolah dasar, pelajaran tentang reproduksi baru diberikan di kelas 6. Pada masa ini, sebagian siswa ada yang sudah mulai memasuki masa pubertas dan sebagian lainnya masih berada pada masa anak-anak. 

Perkembangan informasi di era digital saat ini ikut berperan menambah wawasan anak tentang seks. Pada sebagian anak, mungkin ada yang cekakak-cekikik saat orang dewasa berbicara tentang sistem reproduksi manusia. Sebagian yang lain terlihat pura-pura tidak tahu. Dan sebagian yang lain memang benar-benar belum tau. 

Sebelum membahas  reproduksi manusia, sebenarnya anak-anak kelas 6  sudah terlebih dahulu diajarkan tentang reproduksi pada tumbuhan dan hewan. Bagaimana tentang proses generatif dan vegetatif itu terjadi. Apa yang membedakan keduanya. Dan hal-hal lain yang berkaitan dengan reproduksi pada tumbuhan dan hewan. Mereka sudah biasa dengan berbagai istilah asing. 

Namun, ketika membahas reproduksi manusia, bukan hanya anak-anak, terkadang orang dewasa yang ditanya pun merasa tabu untuk menyampaikan hal yang seharusnya memang perlu untuk diketahui anak. Rasa tabu ini bisa saja membahayakan anak dengan mencari tahu sendiri lewat informasi yang kurang proteksi untuk memahaminya. 

Perlu disampaikan kepada anak bahwa ada hal yang membedakan reproduksi manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia diciptakan memiliki akal pikiran. Manusia memiliki aturan untuk melestarikan kehidupannya. Baik itu aturan agama, sosial, bahkan susila. Disinilah saatnya pemahaman tentang reproduksi dan bagaimana hubungan antar manusia dalam kehidupannya bisa disampaikan. 

Seringkali yang menjadi masalah adalah saat menjelaskan bagaimana ciri pubertas primer yang terjadi pada anak lelaki dan anak perempuan. Untuk anak perempuan, ciri pubertas sangat mudah dikenali. Darah haid. Ciri fisik darah jelas sangat berbeda dengan ciri fisik air kencing. 

Sedangkan ciri pubertas primer pada anak laki-laki adalah mengalami mimpi basah. Istilah 'mimpi basah' ini seringkali membuat anak bingung. Apakah maksudnya ngompol? Jelas bukan. 

Ngompol berbeda dengan mimpi basah. Maka, apa yang bisa dilakukan orang dewasa untuk menyampaikan ilmu yang benar tentang masa pubertas ini. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan. 

1. Sampaikan apa adanya istilah-istilah reproduksi pada manusia. Katakan bahwa sel kelamin jantan disebut sperma dan sel kelamin betina disebut ovum. Katakan bahwa alat kelamin lelaki disebut penis dan alat kelamin betina disebut vagina. Tidak perlu merasa tabu dengan istilah ini karena sebelumnya anak sudah mengenal sistem reproduksi pada tumbuhan dan hewan. 

Toh, tidak ada rasa tabu saat membahasnya kan? Lalu, mengapa saat membahas sistem reproduksi manusia rasanya jadi tabu? Padahal sama-sama membahas sistem reproduksi. Simpan rasa tabu pada tempat yang seharusnya. 

2. Sampaikan penjelasan tentang mimpi basah dengan bahasa yang mudah dimengerti anak. Misalnya, mimpi basah baru akan terjadi saat anak mulai menyukai lawan jenis. Ciri fisik cairan yang keluar berbeda dengan air kencing. Lebih kental dan berwarna putih keruh. Itulah yang disebut sperma. Sehingga anak yang beragama islam bisa tahu kapan saatnya mereka harus mandi besar dan kapan cukup mandi biasa saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun