Stress merupakan kondisi yang dapat dirasakan oleh setiap orang. Penyebab stress yang dirasakan setiap orang berbeda-beda. Stres adalah situasi di mana seseorang tidak mampu memenuhi kemampuan dan kebutuhan semua orang, sehingga menimbulkan kecemasan pada diri sendiri. Selain itu stres dapat menyebabkan depresi, kualitas tidur menjadi buruk, kinerja akademis menurun, penurunan kepuasan dan kualitas hidup, kehilangan kepercayaan diri, dan  bahkan pikiran dan upaya bunuh diri. Stress yang berlebihan dapat membahayakan seseorang. Contohnya seperti kasus yang sedang viral tahun 2023 yaitu adanya beberapa mahasiswa yang mengakhiri hidupnya yang diduga karena stress. Mahasiswa biasanya dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang terjadi pada masa studinya. Penyebab atau pemicu stress pada mahasiswa terbagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal atau dari dalam individu dan faktor eksternal dari luar individu.
Stres yang dialami mahasiswa dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif. Salah satu contoh dampak positif stress yang dialami mahasiswa yaitu meningkatkan kreativitas dan menjadikan mahasiswa lebih aktif dalam mengerjakan tugas akhir. Sedangkan dampak negatif akibat meningkatnya stress pada mahasiswa mampu menurunkan kemampuan akademik sehingga mempengaruhi indeks prestasi. Dampak negatif akibat beban stress yang terlalu besar dapat menyebabkan mahasiswa berperilaku negatif seperti malah mengerjakan revision, merokok, kecanduan alkohol, seks bebas, hingga penyalahgunaan NAPZA. Stress tidak hanya memberikan dampak negatif pada mahasiswa, namun juga memberikan dampak positif berupa peningkatan kreativitas dan mendorong pengembangan diri selama stress yang dialami masih dalam batas ketahanan individu. Maka dari itu stress tetap diperlukan untuk pengembangan diri mahasiswa. Banyak hal yang dapat menjadi kendala mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir, sehingga hal tersebut yang membuat mahasiswa merasa terbebani dan menjadi stres. Mahasiswa akan berpikir bahwa semakin cepat menyelesaikan tugas akhir maka samakin cepat pula mereka lulus dan wisuda, dan semakin besar pula peluang untuk segera mencari pekerjaan. Akan tetapi, menyelesaikan tugas akhir tidak semudah yang dibayangkan. Ada tugas mata kuliah lain yang harus dikerjakan juga dan kesibukan lainnya. Tingkat stres pada mahasiswa dapat berbeda-beda, dari stres ringan, stres sedang, hingga stres berat. Pada fase tingkatan stress awal seseorang akan mengalami percepatan detak jantung dan peningkatan tekanan darah. Kemudian dalam fase stress menengah, biasanya seseorang akan mudah tersinggung serta kesulitan untuk berkonsentrasi. Yang terakhir fase stress berat, seseorang akan mengalami stress secara terus menerus sehingga membuat energi dalam diri menjadi cepat habis seperti mudah lelah, merasa gagal, depresi, hingga mudah gelisah.
Gejala stress yang terjadi umumnya terbagi dalam tiga aspek yaitu yang pertama adalah gejala fisik, seperti gangguan tidur (tidak bisa tidur atau terbangun tengah malam dan tidak bisa kembali tidur). Gejala emosional seperti perubahan suasana hati, merasa gelisah, cemas dan kurang semangat dalam beraktivitas (malas). Yang terakhir gejala sulit berkonsentrasi (fokus) saat berpikir, kebingungan dalam berpikir, dan meningkatnya pikiran negatif. Mahasiswa dapat meminimalisir stress yang terjadi dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan. Karena saat bahagia, kebanyakan orang akan bersemangat dengan apa yang mereka lakukan dan bisa berpikir lebih positif. Anda berada pada kondisi yang mana?
Cara yang dapat mahasiswa lakukan untuk mengurangi stress selama mengerjakan tugas akhir adalah dengan memotivasi diri sendiri, meluangkan waktu untuk beristirahat yang cukup. Selain itu mahasiswa juga dapat berolahraga guna memperbaiki suasana hati dan meningkatan kualitas tidur. Adapun beberapa aktivitas lain yang dapat mahasiswa lakukan untuk untuk mengurangi stress yaitu meditasi, berbagi cerita dengan orang-orang yang dipercaya, menulis jurnal pribadi, menonton drama korea/anime, membaca novel, atau jalan-jalan menikmati suasana kota. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat mahasiswa lakukan untuk meminimalisir stress yang terjadi pada mahasiswa. Selain itu dapat memanfaatkan jasa pra profesional konselor, psikolog dan orang-rang terdekat yang dapat dijadikan sebagai tempat sharing untuk mengurangi beban pikiran.
Sumber rujukan:
Ambarwati, P. D., Pinilih, S. S., & Astuti, R. T. (2019). Gambaran tingkat stres mahasiswa. Jurnal Keperawatan Jiwa, 5(1), 40-47.
Ratnaningtyas, T. O., & Fitriani, D. (2019). Hubungan stres dengan kualitas tidur pada mahasiswa tingkat akhir. Edu Masda Journal, 3(2), 181-191.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H