Penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes melitus merupakan masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia. Hipertensi biasa dikenal dengan penyakit Tekanan Darah Tinggi dan DM yang biasa dikenal dengan Penyakit Gula. Penyakit-penyakit tersebut dapat menyebabkan kerusakan berbagai organ dan komplikasi jika tidak ditangani dengan baik. Meskipun menerapkan gaya hidup sehat dan pengobatan yang tepat dapat membantu mengelola penyakit-penyakit kronis ini, ada pendekatan baru yang dapat diambil untuk memeranginya: pendekatan filosofis.
Kolaborasi berbagai pihak, termasuk pasien, keluarga, dan penyedia layanan kesehatan, sangat penting dalam penanganan penyakit kronis. Konsep filosofis logika, hipotesis, dan verifikasi dapat diterapkan untuk memahami dan mengelola penyakit kronis. Dengan mengembangkan strategi pencegahan dan pengobatan yang efektif, mengidentifikasi faktor risiko dan strategi pencegahan, meningkatkan pemahaman tentang penyakit kronis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta meningkatkan komunikasi antara pasien dan penyedia layanan kesehatan, kita dapat meningkatkan kolaborasi dan koordinasi dalam pengelolaan penyakit kronis.
Ontologi, epistemologi, dan aksiologi dapat mempengaruhi penyakit kronis dalam berbagai cara. Ontologi dapat membantu kita memahami sifat penyakit kronis dan dampaknya terhadap individu dan masyarakat. Epistemologi dapat membantu kita memahami bagaimana kita memperoleh pengetahuan tentang penyakit kronis dan bagaimana kita dapat meningkatkan pemahaman kita. Aksiologi dapat membantu kita memahami nilai-nilai dan etika yang terlibat dalam pengelolaan penyakit kronis.
Misalnya, pengembangan intervensi keperawatan non-farmakologis untuk penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes mellitus melibatkan pertimbangan etis seperti otonomi dan kasih sayang pasien, serta peran pasien dalam komunikasi yang efektif untuk pengelolaan penyakit kronis yang lebih baik dalam layanan kesehatan.
Kesimpulannya, pendekatan filosofis dapat membantu memerangi penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes melitus. Penting bagi berbagai pihak untuk terlibat dalam penerapan pendekatan ini untuk meningkatkan pemahaman tentang penyakit kronis dan meningkatkan komunikasi antara pasien dan penyedia layanan kesehatan, sehingga dapat membantu meningkatkan kolaborasi dan koordinasi dalam penanganan penyakit kronis. Dengan mengambil pendekatan filosofis, kita dapat meningkatkan kualitas layanan, mengurangi biaya perawatan jangka panjang, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup pasien penyakit kronis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H