Mohon tunggu...
Ris Sukarma
Ris Sukarma Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pensiunan PNS

Pensiunan pegawai negeri, sekarang aktif dalam pengembangan teknologi tepat guna pengolahan air minum skala rumah tangga, membuat buku dan fotografi. Ingin berbagi dengan siapa saja dari berbagai profesi dan lintas generasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Riska dan Sepatu Daur Ulang

8 Juni 2010   08:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:40 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita menggembirakan datang hari ini sewaktu saya menerima email dari seorang teman tentang berita kemenangan Riska Mirzalina dalam lomba esai yang diselenggarakan dalam rangka “Development Debate” pada Annual Bank Conference on Development Economics di Stockholm, Swedia, 31 Mei sampai 2 Juni 2010. Dengan esai berjudul “Creative Business: the Art of Seeking Opportunities in Crisis” (Bisnis Kreatif: Seni Mencari Kesempatan Dalam Krisis), Riska mengalahkan kompetitor dari 150 negara lainnya, yang sebagian besar berasal dari negara berkembang, yang ikut dalam 2010 International Essay Competition.

Riska dari Indonesia beserta tujuh finalis dari Argentina, Singapura, Nigeria, Nepal, Kenya dan Maroko datang ke Stockholm untuk menyajikan esai-esai mereka di depan juri, dan para pemenangnya mendapatkan hadiah berupa uang tunai yang disediakan Pemerintah Swedia. Dalam berita itu tidak disebutkan berapa jumlahnya, tapi dikatakan sebagai “generous”, yang mungkin bisa diterjemahkan sebagai “lumayan”.

Dalam esainya, Riska yang mendapat tempat pertama, menguraikan tentang bisnis usaha sepatu yang dimulainya di rumahnya di Bogor. Riska, yang baru berusia 22 tahun, sudah memiliki 12 pegawai dan seratus persen menggunakan bahan daur ulang tekstil untuk membuat berbagai macam sepatu yang dirancangnya sendiri. Saat ini produk sepatunya dipasarkan di Jakarta dan Pulau Jawa, tapi dia sudah merencanakan untuk go international tahun depan.

Dalam pidato sambutannya, Riska menyarankan agar kaum muda jangan hanya berkutat untuk mencari pekerjaan, tapi juga harus bisa menciptakan pekerjaan untuk dirinya sendiri. Katanya: “galilah potensi kreatif anda, percaya diri dalam mengemukakan gagasan, carilah pembimbing dari hasil kerjasama, lakukan inovasi untuk menciptakan pekerjaan dan bukan mencari pekerjaan” (tap their own creative potential, be confident in sharing their ideas and finding external mentors, form partnerships and innovate in order to become a job maker rather than a job seeker).

Hasil searching saya tentang Riska membawa saya kepada artikel di Jakarta Globe (4 Januari 2010), yang memuat artikel cukup lengkap tentang Riska (lihat disini). Dia memulai bisnis sepatunya kira-kira setahun yang lalu, dengan memanfaatkan bahan bekas untuk membuat berbagai ragam sepatu wanita. Kepeduliannya terhadap lingkungan muncul pada saat dia tinggal selama satu tahun di AS dalam rangka program pertukaran pelajar, dan ayah angkatnya sewaktu di AS dulu banyak memberikan inspirasi untuk bisnis sepatunya.

Bisnisnya dia mulai pada saat dia ingin membuat sepatu untuk dirinya sendiri, “ukuran kaki saya cukup besar”, katanya, sehingga dia kesulitan mencari ukuran yang sesuai dengan kakinya, sehingga dia mencoba membuat sepasang sepatu untuk kakinya - suatu awal yang sangat sederhana. Setelah hasilnya cukup bagus, teman-temannya yang menyukai rancangan sepatunya, mendorong dia untuk melanjutkan membuat sepatu. Dengan banyak belajar dari industri rumahan pembuat sepatu di Bogor, dia menciptakan sepatu hasil rancangannya sendiri, yang diberi nama Klassamirza.

Bahan baku untuk membuat sepatunya 20 sampai 70 persen berasal dari kain perca hasil daur ulang factory outlet yang banyak terdapat di Bogor. Tahun lalu dia ikut lomba Bayer Young Environmental Envoy program dan terpilih dari 1.300 pendaftar di seluruh dunia untuk menghadiri konferensi di Leverkusen, Jerman, bulan November yang lalu.

Riska adalah salah seorang dari kisah sukses manusia muda Indonesia. Saya yakin banyak Riska-Riska lain yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, yang memiliki kemampuan dan kepandaian, yang bisa mengharumkan nama baik Indonesia di dunia internasional. Semoga akan bermunculan lebih banyak manusia Indonesia yang bisa membawa nama baik Indonesia di luar negeri, sehingga kita bisa mengatakan: saya bangga jadi orang Indonesia!

Bagi yang berminat dan tertarik untuk memesan sepatu buatan Riska, atau sekedar mengetahui lebih jauh hasil karyanya, silakan hubungi klassamirza.multiply.com

Sumber:

Merrell Tuck-Primdahl, Senior Communications Officer, DEC., sebagaimana diteruskan oleh Mohamad Al- Arief; Jakarta Globe, 4 Januari 2010.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun