Mohon tunggu...
Ris Sukarma
Ris Sukarma Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pensiunan PNS

Pensiunan pegawai negeri, sekarang aktif dalam pengembangan teknologi tepat guna pengolahan air minum skala rumah tangga, membuat buku dan fotografi. Ingin berbagi dengan siapa saja dari berbagai profesi dan lintas generasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nemesis dan Nazaruddin

8 Agustus 2011   15:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:58 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Nemesis adalah bintang kembaran matahari, tapi keberadaanya masih berupa hipotesis, karena belum dapat ditemukan ujudnya. Pada mulanya dua orang ahli paleontologi, yaitu David M. Raupdan John Sepkoski, Jr. meneliti penyebab punahnya kehidupan di bumi yang terjadi secara berkala setiap 26 juta tahun sekali, yang diperkirakan karena adanya gangguan dalam sistem tatasurya. Laporan mereka dimuat dalam Jurnal Ilmiah tahun 1984. Para astronom kemudian meneliti kemungkinan adanya bintang kembaran matahari yang memiliki garis edar yang sangat lebar sehingga letaknya dari matahari selalu berubah-ubah.

Pada saat-saat tertentu garis edar Nemesis ini mengganggu keseimbangan awan Oort, tempat bersarangnya komet. Komet yang kemudian keluar dari kelompoknya akan mendekati garis edar bumi dan tertarik oleh gaya gravitasi bumi. Tabrakan antara komet dengan bumi inilah yang diperkirakan menjadi penyebab punahnya kehidupan di muka bumi. Karena terjadi secara berulang setiap 26 milyar tahun, maka para astronom memperkirakan adanya Nemesis, yang menjadi bintang kembaran matahari, yang sewaktu-waktu datang mendekati sistem tatasurya.

Nemesis, yang juga disebut “The Death Star”, atau “Bintang Kematian”, kehadirannya menjadi sesuatu yang sangat menakutkan, karena bisa mendatangkan bencana kepunahan di atas muka bumi. Memang 26 juta tahun adalah waktu yang sangat lama untuk ukuran kehidupan manusia. Nemesis sendiri saat ini letaknya diperkirakan 1,5 sampai 2,5 tahun cahaya dari bumi (kecepatan cahaya adalah 300.000 km/detik, satu tahun cahaya sama dengan kira-kira 9500 milyar km).

Jadi apa hubungannya dengan Nazaruddin? Berbeda dengan Nemesis yang belum diketahui keberadaannya, Nazaruddin sekarang sudah berhasil ditangkap di Kartagena, Kolumbia. Yang menarik, keberadaan Nazaruddin telah menjadi pertanyaan besar bagi banyak orang dalam tiga bulan terakhir ini. Dan kedatangan Nazaruddin boleh jadi menakutkan bagi beberapa orang yang mungkin terkait dengan kasus suap dan korupsi, dan akan menjadi bencana yang amat besar bagi yang bersangkutan.

Nemesis, yang namanya diambil dari dewi dalam mitologi Yunani kuno, konon dikenal sebagai dewi balas dendam (a goddess of revenge). Apakah ini juga cocok dengan Nazaruddin, yang dalam beberapa pernyataannya di media massa menyiratkan seolah-olah ingin melakukan balas dendam? Entahlah, waktu juga yang akan membuktikannya, sebagimana para astronom membuktikan keberadaan Nemesis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun