Mohon tunggu...
Ris Sukarma
Ris Sukarma Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pensiunan PNS

Pensiunan pegawai negeri, sekarang aktif dalam pengembangan teknologi tepat guna pengolahan air minum skala rumah tangga, membuat buku dan fotografi. Ingin berbagi dengan siapa saja dari berbagai profesi dan lintas generasi.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kompasiana Membawa Saya Kembali ke Kampus ITB

19 November 2010   23:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:27 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Adalah Kompasiana yang membawa saya kembali mengunjungi kampus ITB tercinta. Rupanya salah seorang pembaca Kompasiana membaca artikel-artikel saya di Kompasiana tentang saringan keramik sebagai salah satu alternatif pengolahan tepat guna skala rumah tangga. Saya memang sedang mendalami dan membuat produk saringan keramik, yang saya kerjakan berdasarkan referensi yang saya baca dari beberapa literatur. Kegiatan ini saya lakukan untuk mengisi masa-masa pensiun saya, disamping juga sebagai realisasi dari cita-cita saya dulu untuk bisa membantu masyarakat kurang mampu, mereka yang terpinggirkan dan harus membeli air dengan harga yang mahal.

Artikel-artikel saya rupanya menarik perhatian Sdri Andjani, mahasiswi jurusan Kimia ITB (sekarang namanya program studi Kimia) untuk mengundang saya memberikan ceramah tentang saringan keramik dalam acara Seminar berjudul: Chemistry for Nation, “Watervironment for Better Living”. Setelah saling berkomunikasi, akhirnya saya datang di Kampus ITB pada hari Sabtu, 6 November yang lalu, dan memberikan ceramah tentang saringan keramik, mulai dari sejarahnya, proses penyaringan, serta pembuatannya.

Rupanya bersama saya juga ada pembicara lain yang memberikan ceramah tentang LifeStraw, alat pengolah air yang sederhana, bentuknya seperti suling, digunakan untuk mengolah air dengan cara disedot (straw = sedotan). Ini adalah produk Vestergaard Frandsen dari Denmark, masih berupa produk impor, tapi saya terus terang terkesan dengan inovasinya. Produk ini untuk digunakan dalam keadaan daraurat, cocok bagi para petualang yang tersesat di hutan, atau pada saat terjadi bencana alam.

Produk lain yang juga dibuat oleh pabrikan yang sama adalah alat penyaring sederhana yang bekerja dengan prinsip gravitasi. Alat ini terdiri dari wadah penampung untuk menampung air yang akan diolah, yang dihubungkan dengan slang plastik dan diujungnya dipasang alat penyaring air yang diisi karbon aktif. Apabila saringan sudah mampet, maka digunakan pompa kecil berbentuk balon karet yang dipijit-pijit sehingga kotoran bisa dikeluarkan. Sangat sederhana dan inovatif.

Ternyata kami memiliki latar belakang pemikiran yang sama, baik saringan keramik (yang saya beri nama saringan TCM, atau Tirta Cupumanik) maupun LifeStraw sama-sama bergerak dalam bidang sosial dan tidak untuk mencari keuntungan, meskipun tetap harus memperhitungkan marjin secukupnya untuk menutup biaya produk. Kami sama-sama memiliki visi untuk membantu masyarakat kurang mampuuntuk mendapatkan air yang mudah dan sehat, tapi tetap terjangkau. Perbedaannya, TCM adalah produk dalam negeri dengan memanfaatkan bahan baku setempat, sedangkan LifeStraw adalah produk impor. Informasi tentang LifeStraw dapat dilihat di situs http://www.vestergaard-frandsen.com/lifestraw. Sedangkan untuk saringan keramik TCM sudah banyak artikel yang saya buat di Kompasiana.

Terimakasih kepada Kompasiana yang telah membawa saya kembali ke kampus ITB tercinta, yang saya tinggalkan hampir 40 tahun yang lalu. Uniknya, saya justru tidak diundang oleh jurusan (program studi) dimana saya menuntut ilmu dulu, tapi oleh program studi Kimia, jurusan yang dulu saya paling benci, karena saya paling tidak suka mata kuliah kimia.

Tulisan ini menandai satu tahun saya bergabung di Kompasiana, tepat tanggal 20 November tahun lalu. Semoga Kompasiana bisa terus menjadi inspirasi bagi para pembacanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun