Di Indonesia, istilah Habib identik dengan keturunan Rasulullah. Ini tidak salah, tapi juga tak sepenuhnya benar. Sebutan resmi untuk keturunan Rasulullah adalah Sayyid dan Syarif. Keturunan Rasulullah dari garis keturunan Hasan disebut Syarif, sedangkan dari garis keturunan Hussein disebut dengan Sayyid.
Sementara Habib adalah gelar untuk keturunan Rasulullah yang mempunyai karakteristik matang dari segi usia, punya ilmu yang luas, ikhlas terhadap apapun, wara' atau berhati-hati, dan bertakwa kepada Allah. Sedangkan syarat utama seorang keturunan Rasulullah disebut Habib adalah karena mempunyai kualitas akhlak yang baik.
Menurut Ketua Umum Rabithah Alawiyah Sayyid Zen Umar bin Smith, sudah terjadi salah kaprah dalam penyebutan Habib. Semua orang yang dianggap keturunan Rasulullah serta merta dipanggil Habib, meskipun sebenarnya tidak memenuhi kualifikasi. Padahal seharusnya tidak demikian aturannya.
Semua Habib pasti keturunan Rasulullah, tetapi tidak semua keturunan Rasulullah bisa disebut Habib. Syarat-syaratnya harus terpenuhi untuk bisa dipanggil demikian. Seseorang juga tidak boleh mengklaim dirinya sebagai Habib.
Habib Zen menyebut saat ini terjadi degradasi makna Habib. Gelar ini lebih digunakan sebagai panggilan keakraban saja dan masyarakat juga sudah kadung menyebut demikian. Hal ini malah menjadikan pemberian gelar habib menjadi melenceng.
Sebagian masyarakat ada yang fanatik buta terhadap para habib ini tanpa memandang bagaimana perangai mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H