Pada pilpres kali ini, Prabowo mengklaim memenangkan kontestasi perebutan kekuasaan di Indonesia dengan raihan 62 % suara. Deklarasi dan syukuran pun digelar hingga berkali-kali. Anehnya, meskipun sudah mengklaim menang, mereka tetap saja menghembuskan isu-isu yang justru dapat mendelegitimasi hasil pemilu. Sebuah paradoks yang tak masuk akal.
Anehnya, BPN berkelit merahasiakan lokasi tabulasi suara mereka dengan alasan takut diretas oleh hacker. Hal ini berbeda dengan kubu TKN yang terang-terangan menunjukkan lokasi tabulasi suara yang disebut sebagai War Room.
Untungnya, Sandiaga Uno memposting sebuah foto yang memperlihatkan bagaimana tim BPN merekapitulasi suara. Tapi ada yang cukup janggal dengan ruangan rekapitulasi yang cukup sederhana tersebut. Menurut beberapa pengamatan netizen, ruang tersebut merupakan salah satu sudut warung kopi di bilangan Tangerang Selatan.
Kondisi yang jauh berbeda diperlihatkan kubu petahana. Mereka tak segan-segan memperlihatkan bahkan mengundang BPN untuk melihat ruang tabulasi mereka. Di situ tampak berderet puluhan perangkat komputer untuk menerima dan memasukkan informasi. Bisa dikatakan perbedaannya bagaikan langit dan bumi. Kalau tidak percaya, lihat saja!
"Data kami bisa dipertanggungjawabkan karena dikirimkan para saksi 01 yang berjumlah 800 ribu dan memegang salinan C1 yang telah ditandatangani KPPS. Jadi, bukan dari relawan," ujar Koordinator War Room Direktorat Saksi TKN Alfati Nova seperti dilansir dari pojoksatu.id (27/4/2019).
Dengan apa yang mereka miliki, TKN siap beradu data dan sumber data dengan BPN.
Kalau dilihat secara sekilas, kira-kira mana yang lebih meyakinkan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H