"Sha, kamu lebih memilih pergi ke masa depan atau kembali ke masa lalu?" ucapku kepada Lisha yang duduk di sebelahku.
Lisha yang tadinya fokus mengerjakan soal matematika menjawab "mau ke masa lalu, belajar yang rajin sebelum Ujian Nasional SMP. Jadi aku bisa masuk sekolah favorit, deh!"
"Yeh, nanti kita gak ketemu, dong!"
"Hehe bercanda kok. Lagian kita gak mungkin bisa kembali ke masa lalu."
"Tapi di dunia ini kan gak ada yang gak mungkin, Sha. Pasti ada caranya buat kembali ke masa lalu."
"Kalau beneran bisa, untuk apa kita ke masa lalu?" tutur Lisha setelah meneguk air minumnya.
"Untuk memperbaiki kesalahan, mengulang peristiwa, menghindari kejadian buruk, me-"
"Sssttttttt, nanti aja ngobrolnya. Bu Rini daritadi ngeliatin kalian terus, loh! Kalian mau orang tua kalian dipanggil kaya Beni kemarin?" ucap seorang remaja laki-laki tepat di belakangku.
"Lagian dikit lagi juga isti-"
"Kringgg" suara bel istirahat menggema di seluruh ruangan kelas disambut teriakan riang siswa-siswi yang sudah kelaparan sejak pagi.
"Na, beli nasi uduk, yuk!" ajak Lisha kepadaku.