Mohon tunggu...
Rizqin Mufidah choirina
Rizqin Mufidah choirina Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Saya mahasiswa di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang...hobi saya membaca dan olahraga saya mendeskripsikan diri saya sebagai orang yang rajin namun hanya di waktu tertentu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wajib Sholat Tidak Hanya Anak Pondok (santri) : Kebiasaan yang Tidak Sesuai dengan Hukum Islam"

13 Juli 2024   23:24 Diperbarui: 29 Juli 2024   10:57 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : pinterest 

Sebagai salah satu dari lima rukun islam, sholat adalah kewajiban bagi kita umat muslim yang sudah baligh dan berakal. Namun beberapa orang percaya bahwa sholat hanya wajib bagi anak pondok (santri). Pandangan ini tidak hanya menyesatkan, tetapi juga menunjukkan pemahaman yang buruk tentang ajaran islam itu sendiri. Artikel ini akan membahas beberapa alasan mengapa perspektif ini muncul.

KETIDAKPAHAMAN AGAMA

Ketidakpahaman agama adalah penyebab utama gagasan bahwa sholat hanya wajib bagi santri. Dalam beberapa situasi, ada kemungkinan bahwa individu tidak memiliki akses yang memadai terhadap pendidikan agama yang tepat, menyebabkan mereka tidak memahami sepenuhnya rukun-rukun islam dan kewajiban yang menyertainya. Salah interpretasi tentang siapa yang diwajibkan melakukan sholat dapat terjadi karena kurangnya pemahaman ini. Sholat adalah kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar dalam islam bagi setiap orang yang memenuhi syarat, yaitu sudah baligh dan berakal.

STEREOTIP DAN MISINTERPRETASI

Stereotip dan misinterpretasi juga berkontribusi pada pembentukan kepercayaan yang salah ini. Anak-anak di pondok pesantren sering dianggap lebih taat beribadah karena mereka menerima pendidikan agama yang intensif dan hidup dalam lingkungan yang mendukung pelaksanaan ibadah. Hal ini dapat menciptakan stereotip bahwa hanya santri yang harus melakukan sholat dengan ketat, sementara orang lain bisa lebih santai. Namun, tempat seseorang memperoleh pendidikan agamanya tidak memengaruhi sholatnya.

PENGARUH LINGKUNGAN

Pandangan seseorang tentang tanggung jawab agama dipengaruhi oleh lingkungan mereka. Di beberapa komunitas, mungkin ada tradisi atau kepercayaan yang menunjukkan bahwa individu tertentu lebih diharapkan untuk menjalankan ibadah dengan ketat. Misalnya, di lingkungan yang sangat sekuler, mungkin dianggap bahwa sholay hanya boleh dilakukan oleh mereka yang sangat religius atau siswa pondok pesantren. Di lingkungan yang lebih religius, sholat mungkin dianggap sebagai kewajiban yang sangat penting bagi semua orang.

MINIMNYA PENDIDIKAN AGAMA DI SEKOLAH UMUM

Kurangnya pendidikan agama yang kurang mendalam di sekolah umum bisa menjadi salah satu dari penyebab pandangan yang salah ini. Pendidikan agama yang baik dan menyeluruh di semua jenis sekolah baik umum maupun pesantren sangat penting untuk memastikan bahwa semua muslim memahami kewajiban agama, termasuk sholat, karena kurikulum sekolah umum mungkin tidak memberikan pemahaman yang cukup mendalam tentang kewajiban agama, termasuk sholat.

KONSEKUENSI DARI PANDANGAN YANG SALAH

Pandangan bahwa sholat hanya wajib bagi santri memiliki beberapa efek yang merugikan. Pertama, keyakinan ini dapat membuat sebagian orang merasa tidak perlu melakukan sholat, yang pada akhirnya dapat melemahkan iman dan ketakwaan mereka. Kedua, keyakinan ini dapat menciptakan jarak dan perbedaan antara mereka yang belajar di pesantren dan mereka yang sekolah umum, yang mana dapat merusak persaudaraan muslim atau ukhuwah islamiyyah. Terakhir, keyakinan ini juga dapat membuat anak-anak pondok pesantren merasa terbebani dengan tangung jawab yang tidak mereka miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun