Mohon tunggu...
Risqi Indah
Risqi Indah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hi everyone~

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Berawal dari Pre-Order Menjadi Ready-to-Order

17 Juni 2021   07:00 Diperbarui: 17 Juni 2021   07:26 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Intan menunjukkan beberapa barang dagangannya, Rabu (02/06/2021). (Dokumentasi pribadi/Risqi Indah Nur Laili)

Rembang - Berawal dari bosan dengan kegiatan sehari-hari selama pandemi Covid-19, Intan memulai berjualan online untuk mengisi waktu luangnya. Mulai dari promosi yang tak pernah berhenti melalui sosial medianya, Intan tak pantang menyerah untuk berusaha agar toko online-nya dikenal oleh masyarakat.

“Awalnya cuma iseng-iseng aja mbak dan kebetulan saya nggak kerja karena lagi pandemi dan hamil waktu itu. Daripada saya nggak ada kesibukan, jadi saya coba jualan online,” jelas Intan yang berhasil diwawancarai pada Selasa (01/06/2021). 

Pandemi Covid-19 telah merubah seluruh kegiatan yang biasa dilakukan oleh semua orang. Begitu juga yang dialami oleh wanita yang bernama lengkap Intan Alfi ini. Sebelumnya, ia merupakan seorang guru bahasa Inggris di salah satu sekolah dasar di daerah Rembang. Namun, ia memutuskan untuk berhenti mengajar karena pandemi Covid-19.

Intan memulai usahanya yang berbasis online sejak akhir tahun 2020. Ia mengawali usahanya ini dengan menjual masker kain karena melihat kebutuhan masker kain yang meningkat di pasaran, demikian yang dikatakan oleh wanita berusia 27 tahun tersebut. Hal itulah yang membuat Intan tertarik untuk memulai usaha online-nya dengan berjualan masker kain. 

Semuanya Intan awali dengan sistem penjualan pre-order, dimana ia akan mengumpulkan jumlah pesanan terlebih dahulu baru kemudian Intan akan membelikan barang tersebut untuk dijual kembali.

“Waktu awal jualan saya belum berani beli barang dalam jumlah banyak karena takut susah habisnya. Saya juga waktu itu jualannya masih ke temen, tetangga, dan saudara lewat WhatsApp gitu jadi belum berani kalau harus sedia jualan banyak,” tambah Intan. 

Kemudian, ketika ia membuka kloter pre-order selanjutnya jumlah pembeli sedikit demi sedikit mengalami peningkatan. Melihat antusiasme pembeli yang bagus, Intan memutuskan untuk membeli barang yang akan ia jual dalam jumlah yang banyak. 

Intan menjelaskan bahwa hal ini dilakukan supaya ketika orang bertanya tentang persediaan barang, mereka bisa langsung membeli tanpa harus menunggunya membuka pre-order terlebih dahulu. Selain itu, ia juga merambah usahanya melalui lokapasar atau biasa disebut dengan marketplace. Dalam kisaran waktu 2 bulan, ia berhasil menjual produk maskernya sebanyak 350 buah.

Kemudian, peran masker kain sedikit demi sedikit tergeser oleh masker medis yang semakin banyak peminatnya. “Lama-kelamaan masker medis makin banyak modelnya mbak, jadi orang-orang lebih milih pakai masker medis karena mungkin lebih praktis gitu ya tinggal buang kalau sudah sekali pakai,” jelas Intan. Melihat peminat masker kain yang mulai berkurang, Intan mencoba memikirkan barang apa saja yang akan selalu ada peminatnya sepanjang waktu.

“Saya langsung memikirkan daster dan piyama karena saya yakin setiap orang akan selalu membutuhkan barang ini. Apalagi dalam situasi saat ini pasti hampir semua orang menghabiskan banyak waktunya di rumah saja, jadi mereka akan lebih sering menggunakan baju rumahan,” ujar Intan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun