Mohon tunggu...
Rizqi Fidya Fajriyanti
Rizqi Fidya Fajriyanti Mohon Tunggu... -

Mamahnya Arkana bahy pratama

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Operasi Caesar yang Tak Pernah Ku Bayangkan Sebelumnya

5 Januari 2019   17:06 Diperbarui: 5 Januari 2019   17:14 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Pengalaman yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya

37 weeks sudah usia kehamilan, seperti biasa aku bangun jam 5 pagi hendak melaksanakan sholat subuh tapi aku melihat banyak sekali darah di kakiku, bergegaslah aku menuju kamar mandi untuk membersihkan dan mengganti pakaian. Suamiku masih tertidur pulas karena jam 2 tadi baru saja ia pulang dari tempat kerja dan makan bersamaku lalu beristirahat. Dalam kondisi panik aku membangunkannya tapi ia tak kunjung bangun. 

Mondar-mandir aku beralih membangunkan ibu mertua dan tak lama setelah itu suamiku bangun, aku yang terus mengalirkan darah di sepanjang lantai rumah akhirnya di bawa ke bidan setempat. Bidan tersebut kaget bukan main dan segera membawaku ke puskesmas terdekat, beruntungnya suamiku sudah mempersiapkan segala keperluan dan persyaratan surat surat melahirkan. 

Baru pertamakali dalam hidupku aku di infus.. "Ya Allah selamatkan kami" dalam batinku. Aku yang terus berdoa di dalam ambulan menuju RSUD Margono Soekardjo Banyumas akhirnya sampailah kira kira pukul 08.00 pagi. 

Dengan hati yang tak karuan di tambah harus mengantri ke ruang operasi aku menangis di pelukan suamiku takut kalau aku dan bayiku tidak selamat.

4 orang sudah hari ini dan tibalah saat yang aku nanti nantikan. 

Dengan pakaian hijau dan penutup kepala aku menuju lorong ruang operasi di antar suami dan beberapa keluarga, tetapi sampai di pintu depan mereka tak ada satupun yang boleh menemaniku karena di sini aku pakai KIS(Kartu Indonesia Sehat) yang Alhamdulillah gratis.. 

Oksigen dan segala macam peralatan yang tidak bisa ku sebutkan satu persatu di pasang, anastesi epidural (suntik tulangbelakang agar perut sampai kaki matirasa) pun di lakukan di iringi segala macam doa dan sholawat yang ku lantuknan dalam hati.

Dokter Martha sudah merobek robek perutku seperti yang terlihat dari lampu besar di atas pembaringanku tidak ada yang ku rasa sedikitpun, uhhh.... perutku di tekan dan itu sangat terasa. Tidak lama kemudian bayiku menangis dan mereka bilang "selamat ibu bayinya laki laki" aku sangat terharu dan hampir menangis.

Ku lihat darah begitu banyak mengalir di selang dan di tampung dalam tabung. Dokter Martha dkk, sedang membersihkan dan menjahit perutku tak lama kemudian suster membawa bayiku yang sudah di bedong rapi, ia sangat tampan dan aku menciumnya. 

Proses operasi sudah selesai, aku menuju ruang perawatan. Perutku rasanya sangat perih dan panas, mungkin karena efek biusnya sudah habis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun