Banyak orang sudah mengetahui pentingnya mempelajari bahasa asing terutama Bahasa Inggris, tetapi hal tersebut tidak selalu sejalan dengan kemudahan akses belajar terutama untuk anak-anak. Di Kampung Cicere, Desa Cigudeg pembelajaran Bahasa Inggris di tingkat SD disesuaikan dengan kebijakan masing-masing sekolah sehingga ada siswa yang mendapatkannya di kelas 4, 5, 6, atau bahkan tidak pernah mendapatkan sama sekali. Hal ini yang melatarbelakangi mahasiswa untuk membuat program pengajaran Bahasa Inggris.
Program yang diberi nama SAUJARIN (Sarerea Urang Diajar Inggris) adalah program mengajar Bahasa Inggris untuk anak-anak SD dan anak kelas 1 SMP. Sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar mahasiswa telah melakukan assessment untuk mengetahui kemampuan Bahasa Inggris calon peserta. Metode pengajaran dilakukan dengan membagi siswa menjadi 2 kelompok besar yaitu kelompok A (kelas 1, 2, 3, dan 4) dan kelompok B (kelas 5, 6, dan 1 SMP).Â
SAUJARIN mendapatkan sambutan dan antusias yang sangat baik dari para peserta hingga orang tua yang turut hadir pada saat kegiatan. Total terdapat 38 siswa yang menjadi peserta pada pelaksanaan SAUJARIN Day 1. Lena selaku ketua RT 4 juga turut hadir mengantarkan kedua putra putrinya untuk mengikuti kelas Bahasa Inggris dan melihat keseluruhan proses belajar mengajar.Â
"Bikin anak-anak tuh jadi bersosialisasi, tadinya nggak berani jadi berani pokoknya seneng deh. Terima kasih kakak-kakak udah ngajar di sini, semoga ilmuya bermanfaat", tutur Lena saat ditanyai pendapatnya mengenai pelaksanaan program SAUJARIN.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H