Dalam kehidupan sehari-hari, bersyukur merupakan salah satu aspek penting yang sering ditekankan dalam berbagai ajaran, termasuk dalam Islam. Dr. Agus Hermanto, seorang pemikir dan akademisi dalam bidang hukum Islam, memiliki pandangan tersendiri mengenai cara bersyukur yang dapat diintegrasikan dalam praktik kehidupan Muslim modern.
Menurut Dr. Hermanto, bersyukur bukan hanya sekedar ucapan “Alhamdulillah” atas nikmat yang telah diterima, melainkan juga sebuah refleksi mendalam tentang bagaimana nikmat tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang baik secara spiritual maupun sosial. Berikut adalah beberapa cara bersyukur menurut pandangan beliau:
Pengakuan Nikmat: Langkah pertama dalam bersyukur adalah mengakui nikmat yang telah Allah berikan. Ini melibatkan kesadaran dan penghargaan atas segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, yang telah memperkaya kehidupan kita.
Pemanfaatan Nikmat: Setelah mengakui nikmat, penting untuk memanfaatkannya dengan cara yang benar. Dr. Hermanto menekankan bahwa nikmat harus digunakan untuk tujuan yang baik dan tidak untuk hal-hal yang dapat menyebabkan kemudaratan atau kerusakan.
Berbagi Nikmat: Bersyukur juga berarti berbagi kebahagiaan dan nikmat yang kita miliki dengan orang lain. Ini bisa berupa berbagi pengetahuan, kekayaan, atau bahkan waktu kita untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Refleksi dan Introspeksi: Dr. Hermanto juga menyarankan agar umat Islam melakukan refleksi dan introspeksi secara berkala. Ini adalah proses mengevaluasi diri sendiri, tindakan, dan niat untuk memastikan bahwa kita selalu berada di jalan yang benar.
Kontinuitas dalam Kebaikan: Bersyukur menurut Dr. Hermanto bukanlah tindakan sesaat, melainkan sebuah proses berkelanjutan. Umat Islam harus terus menerus melakukan kebaikan dan meningkatkan diri untuk mencapai maqashid al-syar’iah, yaitu kemaslahatan umat.
Doa dan Ibadah: Doa dan ibadah merupakan cara untuk mengekspresikan rasa syukur kepada Allah. Melalui doa, kita dapat menyampaikan rasa terima kasih kita secara langsung kepada Sang Pencipta dan memohon agar kita selalu diberikan petunjuk.
Menghindari Pemborosan: Dalam pandangan Dr. Hermanto, bersyukur juga berarti menghindari pemborosan dan penggunaan sumber daya secara tidak bijak. Umat Islam harus selalu berusaha untuk efisien dan bertanggung jawab dalam menggunakan nikmat yang diberikan.
Ketawaduan: Sikap tawadu’ atau rendah hati adalah bagian penting dari bersyukur. Ini mengingatkan kita bahwa semua nikmat yang kita miliki adalah pemberian dari Allah dan bukan karena kehebatan kita sendiri.
Optimisme: Dr. Hermanto juga mengaitkan rasa syukur dengan sikap optimis. Dengan bersyukur, kita dapat melihat sisi positif dari setiap situasi dan menggunakan itu sebagai motivasi untuk terus bergerak maju.