Mohon tunggu...
Risqi Nurrohmah
Risqi Nurrohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN K.H Abdurahman Wahid

Mahasiswi prodi komunikasi dan penyiaran Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lupis Raksasa Salam Perspektif Islam

15 November 2023   20:42 Diperbarui: 15 November 2023   20:49 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pekalongan - Di Indonesia, terdapat banyak makanan tradisional yang memiliki makna filosofis dan simbolik yang cukup dalam. Salah satunya adalah lupis raksasa. Makanan ini terbuat dari ketan yang dicampur dengan parutan kelapa dan terkadang disajikan dengan kuah gula merah.

Sebagian besar dari kita mungkin hanya menikmati lupis raksasa sebagai hidangan lezat, tetapi sedikit yang mempertimbangkan makna filosofisnya. Sebagai makanan yang disajikan pada acara-acara penting, lupis raksasa tidak hanya menyajikan kenikmatan bagi lidah kita tetapi juga memiliki makna filosofis yang penting.

Dalam pandangan masyarakat, lupis raksasa sering kali dikaitkan dengan kekayaan budaya Indonesia. Lupis raksasa memiliki rasa yang istimewa dan mungkin sulit ditemukan di luar Indonesia. Namun, di sisi lain, terdapat makna filosofis yang terkandung dalam makanan yang satu ini, khususnya dalam perspektif Islam.

Lupis raksasa menurut prespektif Islam dapat dilihat sebagai simbol dari keberagaman dan persatuan dalam kesatuan. Dalam makanan ini terdapat ketan dan kelapa yang berbeda, namun ketika dipadukan, keduanya menciptakan rasa yang lezat dan enak. Hal ini dapat dilihat sebagai analogi dari manusia sebagai makhluk sosial yang berbeda-beda, namun bisa hidup bersama dalam harmoni dan saling membantu.

Di sisi lain, penggunaan kuah gula merah saat penyajian lupis raksasa juga memiliki makna dalam perspektif Islam. Gula merah yang melekat pada lupis raksasa dapat diartikan sebagai simbol dari tiga hal: keberanian, kejujuran, dan kasih sayang. Sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur'an, ketiga hal tersebut menjadi kunci penting untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun akhirat.

Dalam perspektif Islam, lupis raksasa dapat menjadi pengingat bahwa kebersamaan dan persatuan dapat kita capai dengan menghargai keberagaman. Kita harus siap membantu dan menyayangi sesama, tanpa memandang perbedaan di antara kita. Selain itu, kita juga harus memiliki keberanian untuk berjuang memperoleh kebenaran serta jujur dalam setiap tindakan yang kita lakukan.

Dengan demikian, lupis raksasa adalah makanan yang tidak hanya lezat, tetapi juga membawa makna filosofis yang dalam. Makanan ini mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan dan memperkuat kebersamaan melalui persatuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun