Mohon tunggu...
Risono Cirebon
Risono Cirebon Mohon Tunggu... profesional -

penulis blog untuk edukasi dan berbagi semoga bisa menginspirasi anak negeri menuju Indonesia yang lebih baik, segala hal terkait dengan saya silahkan ikuti @riscirebon di Twitter

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Solidaritas Untuk 11 Prajurit Kopassus

6 April 2013   07:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:39 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini bukan untuk membenarkan tindakan kekerasan, sekali lagi ditegaskan ini bukan untuk membenarkan tindakan kekerasan, tetapi memunculkan sisi lain dari sebuah aksi yang dilakukan prajurit kopassus di lapas cebongan yang sangat kuat mengalir di jejaring sosial, dan mungkin buat warga jogja sebagian besar mungkin pernah menerima BBM yang akan saya tampilkan disini.

Berikut adalah sebuah broadcast massanger dari teman saya yang asli warga jogja, dan sebagai bentuk solidaritas untuk suara teman saya yang mungkin mewakili sebagian pendapat warga jogja, saya sendiri belum tahu secara statistik berapa persen yang mendukung dan sependapat dengan isi BBM ini. Atas ijin teman saya maka BBM dari teman asli Jogja "mas toto" berikut ini saya share.

Kami warga masyarakat jogjakarta secara khusus menyatakan :


  1. Meng-apresiasi atas tindakan atas kejujuran 11 prajurit kopassus untuk mengakui sebagai tersangka dalam kasus lapas cebongan.
  2. Sebagian besar masyarakat jogjakarta tidak peduli dengan kematian ke 4 preman yang dieksekusi bahkan sangat senang jika ke 4 preman itu lebih baik mati daripada buat resah warga jogja.
  3. Kita sebagai warga jogja juga lebih paham! lebih tahu! Tentang ke 4 preman dan anggota-anggota lainnya, yang mereka preman residivis yang selalu membuat anarkis,mabuk-mabukan,pemalak, dan pembunuh berdarah dingin, pemerkosa serta terlibat kasus narkoba untuk tempat-tempat hiburan malam.
  4. Mengecam keras upaya dan usaha yg berlebihan super reaktip dari pihak KOMNAS HAM , Kontras maupun sebagian anggota DPR yg seakan-akan lebih membela kepentingan ke 4 preman itu dgn mati-matian. Dengan dalih ini kasus pelanggaran HAM berat. Padahal yang seharusnya mereka urusi adalah urusan lain yg lebih penting untuk kepentingan masyarakat, daripada ngurusi kepentingan preman2 tengik itu.
  5. Padahal Pelanggaran HAM kepada masyarakat jogja secara khusus yang dilakukan oleh ke 4 preman dan anggota-anggotanya lebih besar dibandingkan tindakan yang dilakukan 11 prajurit kopassus. Tapi kita lihat mereka orang-orang Komnas HAM dan antek-anteknya diam seribu bahasa terhadap pelanggaran yg diperbuat preman-preman itu kepada masyarakat Jogjakarta.
  6. Justru dengan kematian ke 4 preman itu jujur membuat masyarakat jogja dan sebagian besar pelajar mahasiswa merasa aman & tidak terintimidasi.
  7. Kepada para anggota DPR pusat ataupun reporter media manapun apapun silahkan untuk mensurvei untuk dimintai pendapat kapada ratusan ribu bahkan sejuta Warga jogjakarta sekitarnya dari tingkat RT, RW, dukuh, lurah, camat, bupati dan dari berbagai kalangan pegawai negeri maupun swasta, pedagang, dan para pelajar serta mahasiswa sebagian besar yang mereka inginkan adalah JOGJA AMAN TANPA PREMANISME. SILAHKAN KELUAR JOGJA JIKA HANYA MENJADI PREMAN DIJOGJA.

Sekali lagi ini bukan membenarkan kekerasan penembakan yang dilakukan prajurit kopassus, tetapi ini adalah "gunung es" dari sebuah fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, ketika hukum tidak bisa ditegakkan kepada "preman" sementara masyarakat sudah tidak tahan lagi dengan ulah "preman" maka saat terjadi prajurit yang bertindak demikian seolah kita semua menemukan "robin hood" ditengah masyarakat yang terdzolimi. Andai saja lembaga survei tidak hanya mensurvey pilkada atau pemilu, tetapi sesekali coba melakukan survey terhadap masalah premanisme dan penangananya, mungkin benang merah dan inti persoalan yang terjadi di masyarakat khususnya masalah serupa ini bisa kita pecahkan solusi terbaiknya, sehingga kita bisa menjadi bangsa yang besar, kelak di kemudian hari, Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun