Mohon tunggu...
Risnah Wati
Risnah Wati Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Promosi Kesehatan - Fakultas Kesehatan Masyarakat- Universitas Haluo Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Selamatkan Ibu Dan Anak Dari Hiv/Aids Yang Terus Mengancam

12 November 2014   15:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:00 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome yang biasa disingkat AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan system kekebalan tubuh.Penyakit ini disebabkan olehvirus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penyakit ini telah menjadi masalah dunia dikarenakan terjadi peningkatan jumlah pasien dan semakin melanda banyak Negara dalam kurun waktu yang relative singkat. Terlebih lagi sampai saat ini belum ditemukannya vaksin atau obat yang relative efektif menambah keresahan di dunia internasional.

.Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara Pada Berdasarkan case report United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) tahun 2011 jumlah orang yang terjangkit HIV didunia sampai akhir tahun 2010 terdapat 34 juta orang, dua pertiganya tinggal di Afrika kawasan Selatan Sahara, di kawasan itu kasus infeksi baru mencapai 70 persen, di Afrika Selatan 5,6 juta orang terinfeksi HIV, di Eropa Tengah dan Barat jumlah kasus infeksi baru HIV/AIDS sekitar 840 ribu, di Jerman secara kumulasi ada 73 ribu orang, kawasan Asia Pasifik merupakan urutan kedua terbesar di dunia setelah Afrika Selatan dimana terdapat 5 juta penderita HIV/AIDS. Dilaporkan bahwa pada tahun 2011 terdapat 3,5 juta orang di Asia Tenggara hidup dengan HIV/AIDS. Beberapa Negara seperti Myanmar, Nepal dan Thailand menunjukkan Tren penurunan untuk infeksi baru HIV(sumber: World Health Organization (WHO) ).Trend kematian yang disebabkan oleh AIDS antara tahun 2001 sampai 2010 berbeda disetiap bagian Negara. Di Eropa Timur dan Asia Tengah sejumlah orang meninggal karena AIDS meningkat dari 7.800 menjadi 90.000, di Timur Tengah dan Afrika Utara meningkat dari 22.000 menjadi 35.000, di Asia Timur juga meningkat dari 24.000 menjadi 56.000 (WHO, Progress Report 2011). Di setiap wilayah di dunia, prevalensi HIV 5% atau lebih terjadi pada laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, pekerja seks dan orang-orang transgender, kasus ini tidak hanya di negara yang dikenal memiliki epidemi terkonsentrasi tetapi juga di negara-negara sebagian besar di timur dan selatan Afrika ( Report UNAIDS, 2011). Berdasarkan case report United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) tahun 2011 jumlah orang yang terjangkit HIV didunia sampai akhir tahun 2010 terdapat 34 juta orang, dua pertiganya tinggal di Afrika kawasan Selatan Sahara, di kawasan itu kasus infeksi baru mencapai 70 persen, di Afrika Selatan 5,6 juta orang terinfeksi HIV, di Eropa Tengah dan Barat jumlah kasus infeksi baru HIV/AIDS sekitar 840 ribu, di Jerman secara kumulasi ada 73 ribu orang, kawasan Asia Pasifik merupakan urutan kedua terbesar di dunia setelah Afrika Selatan dimana terdapat 5 juta penderita HIV/AIDS. Dilaporkan bahwa pada tahun 2011 terdapat 3,5 juta orang di Asia Tenggara hidup dengan HIV/AIDS. Beberapa Negara seperti Myanmar, Nepal dan Thailand menunjukkan Tren penurunan untuk infeksi baru HIV(sumber: World Health Organization (WHO) ).

Di Indonesia laporan Kasus HIV-AIDS di Indonesia sampai dengan Juni 2014, yang diterima dari Ditjen PP & PL, berdasarkan surat Direktur Jenderal P2PL, Prof. DR. dr. Agus Purwadianto tertanggal 15 Agustus 2014. sejak pertama kali ditemukan tahun 1987 sampai dengan Juni 2014, HIV-AIDS tersebar di 381 (76%) dari 498 kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia. Provinsi pertama kali ditemukan adanya kasus HIV-AIDS adalah Provinsi Bali, sedangkan yang terakhir melaporkan adalah Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2011.

Untuk kasus HIV sampai dengan tahun 2005 jumlah kasus HIV yang dilaporkan sebanyak 859, tahun 2006 (7.195), tahun 2007 (6.048), tahun 2008 (10.362), tahun 2009 (9.793), tahun 2010 (21.591), tahun 2011 (21.031), tahun 2012 (21.511) dan tahun 2014 (15.534). Jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan sampai dengan Juni 2014 sebanyak 142.961.Jumlah infeksi HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta (31.586), diikuti Jawa Timur (18.210, Papua (15.686), Jawa Barat (12.049) dan Bali (9.051).

Kemudian untuk kasus AIDS itu sendiri sampai dengan tahun 2005 jumlah kasus AIDS yang dilaporkan sebanyak 5.184, tahun 2006 (3.665), tahun 2007 (4.655), tahun 2008 (5.114), tahun 2009 (6.073), tahun 2010 (6.907) dan tahun 2011 (7.312), tahun 2102 (8.747), tahun 2013 (6.266) dan 2014 (1.700). Jumlah kumulatif AIDS dari tahun 1987 sampai dengan Juni 2014 sebanyak 55.623 orang. Persentase kumulatif kasus AIDS tertinggi pada kelompok umur 20-29 tahun (32,9%), kemudian diikuti kelompok umur 30-39 tahun (28,4%), 40-49 tahun (10,7%), 50-59 tahun (3,4%), dan 15-19 (3,1%).Persentase AIDS pada laki-laki sebanyak 53,7% dan perempuan 28,9%. Sementara itu 17,3% tidak melaporkan jenis kelamin. Jumlah AIDS tertinggi adalah pada ibu rumah tangga (6.516), diikuti wiraswasta (6.182), tenaga non-profesional/karyawan (5.623), petani/peternak/nelayan (2.316), buruh kasar (2.162), penjaja seks (2.048), pegawai negeri sipil (1.649), dan anak sekolah/mahasiswa (1.291). Jumlah AIDS terbanyak dilaporkan dari Papua (10.184), Jawa Timur (8.976), DKI Jakarta (7.477), Bali (4.261), Jawa Barat (4.157), Jawa Tengah (3.767), Papua Barat (1.734), Sulawesi Selatan (1.703), Kalimantan Barat (1.699) dan Sumatera Utara (1.573). Faktor risiko penularan terbanyak melalui heteroseksual (61,5%), penasun (15,2%), diikuti penularan melalui perinatal (2,7%), dan homoseksual (2,4%). Angka kematian (CFR) menurun dari 3,79% pada tahun 2012 menjadi 0,04% pada bulan Juni tahun 2014.

Statistik Kasus AIDS di Indonesia – dilapor s/d Juni 2014

Dalam triwulan April s.d. Juni 2014 dilaporkan tambahan kasus HIV & AIDS sebagaimana berikut:


  • HIV: 6626
  • AIDS: 308

Jumlah kasus HIV & AIDS yang dilaporkan 1 Januari s.d. 30 Juni 2014 adalah:


  • HIV: 15534
  • AIDS: 1700

Secara kumulatif kasus HIV & AIDS 1 Januari 1987 s.d. 30 Juni 2014, terdiri dari:


  • HIV: 142950
  • AIDS: 55623

(Sumber: Ditjen PP & PL Kemenkes RI 15 Agustus 2014,Edit terakhir: 9 September 2014)

Jumlah AIDS tertinggi adalah pada ibu rumah tangga (6.516), tingginya jumlah AIDS pada ibu rumah tangga ini salah satu akibatnya adalahdapat menular ke anaknya. Meningkatnya proporsi kasus AIDS pada perempuan ini menunjukkan epidemi AIDS di Indonesia makin meningkat dan dipastikan akan meningkatkan jumlah bayi terinfeksi HIV di masyarakat. Penularan HIV dari ibu ke bayi saat ini bertambah terus seiring meningkatnya perempuan yang terinfeksi HIV. Penularan HIV pada ibu keanaknya dimulai pada masa secara intrauterine,intrapartum dan postpartum dengan angka transmisi mencapai 20-50% dan angka transmisi risiko penularan melalui ASI lebih dari sepertiga. Pada sebuah studi melaporkan bahwa angka penularan HIV pada bayi yang belum disusui adalah 14% ( diperoleh dari penularan melalui mekanisme kehamilan dan persalinan) dan penularan HIV meningkat menjadi 29% setelah bayi disusui. Total resiko penularan ibu ke bayinya adalah 25-40%. Dengan intervensi yang tepat, penularan ini diharapkan dapat turun menjadi 2%.

Maka dari itu pencegahan penularan HIV dari ibu ke anaknya yang dinamakan PMTCT harus terus menjadi program yang selalu di prioritaskan. Program ini begitu sangat penting karena sebagian ODHA adalah wanita usia subur. Selain itu dibuthkan komunikasi public agar kegiatan penyampaian informasi mengenai penanggulangan HIV dalam rangka membentuk opini positif masyarakat yang dapat meningkatkan kesadaran,menurunkan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA. Dimana sasaran program ini adalah media massa dan para pembuat opini (Tomas,Toga,LSM,dsb).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun