Mohon tunggu...
Risna Veni Maulina
Risna Veni Maulina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Psikologi

Senang membaca, dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Benarkah Menurut Nietzsche, Jika "Tuhan Telah Mati" di Hati Kita Saat Ini?!

26 November 2023   22:01 Diperbarui: 26 November 2023   22:41 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Friedrich Wilhelm Nietzsche adalah filsuf Jerman abad ke-19. Yang tulisannya mencerminkan gagasan moralitas, agama, dan sains. 

Filsafat Nietzsche, disebut sebagai eksistensialisme, atau sebuah filsafat abad kedua puluh yang berfokus pada situasi eksistensial manusia. Nietzsche menjadi salah satu pemikir modern yang paling berpengaruh. Salah satu pemikiran nya ialah bahwa 'Tuhan telah Mati', dalam bukunya tahun 1882, yang berjudul 'Sains yang Mengasyikkan' (Die frhliche Wissenschaft), Nietzsche mengungkapkan bahwa :

" Tuhan telah mati. Tuhan tetap mati. Dan kita telah membunuhnya. Bagaimanakah kita, pembunuh dari semua pembunuh, menghibur diri kita sendiri? Yang paling suci dan paling perkasa dari semua yang pernah dimiliki dunia telah berdarah hingga mati di ujung pisau kita sendiri. Siapakah yang akan menyapukan darahnya dari kita? Dengan air apakah kita dapat menyucikan diri kita? Pesta-pesta penebusan apakah, permainan-permainan suci apakah yang perlu kita ciptakan? Bukankah kebesaran dari perbuatan ini terlalu besar bagi kita? Tidakkah seharusnya kita sendiri menjadi tuhan-tuhan semata-mata supaya layak akan hal itu [pembunuhan terhadap Tuhan]?"

Namun, fokus kita adalah dalam kondisi saat ini. Kondisi dimana teknologi dan sains semakin maju. Kenyataan bahwa dahulu kita ingin terbang sekarang sudah tercapai lewat adanya pesawat. Semakin cerdas dan tentunya dapat membahayakan juga. Kita yang semakin mengedepankan logika mulai meragukan eksistensi Tuhan. Dan sisi religius kita semakin hari semakin menurun dengan adanya ilmu-ilmu baru yang masuk yang menggoyahkan keimanan kita. 

Hal yang dahulu adalah tidak boleh sekarang sudah dinormalisasi dan bahkan merasakan perasaan kurang jika belum merasakan nya. Salah satunya adalah pacaran. Jelas dalam Islam, pacaran adalah perbuatan zina dan kita dilarang bahkan hanya untuk mendekati zina. Namun saat ini, kenyataan bahwa banyak orang berpacaran dan seolah menjadi wajib untuk hubungan yang lebih lanjut menunjukkan bahwa Tuhan telah mati di dalam diri kita. Bukankah begitu? Kita dengan sadar melakukan dosa, dan menganggapnya wajar padahal tau tidak seharusnya kita melakukan itu. 

Tuhan telah mati di dalam diri kita, mulai dari saat kita meragukan dimana Tuhan? dan apa wujudnya? Keragu-raguan itu yang akan mengarahkan kita kepada perilaku yang bertentangan dengan ajaran agama. Kita merasa karena tuhan tidak nampak, jadi tidak apalah berpacaran, tidak apalah membunuh, tidak apalah berzina, tidak apalah minum-minuman keras, tidak apalah memakai narkoba dan lain sebagainya. Perilaku itu semakin lama akan semakin membuat kita jauh dari Tuhan. 

Jadi apakah benar bahwa Tuhan telah mati di dalam diri mu? Tanyakan pada dirimu dan rasakan, apakah Tuhan ada di dalam dirimu? Ataukah sudah mati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun