Mohon tunggu...
Risna Veni Maulina
Risna Veni Maulina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Psikologi

Senang membaca, dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Dialektika Hegel: Tesis-Antitesis-Sintesis

26 November 2023   10:59 Diperbarui: 26 November 2023   11:02 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Georg Wilhelm Friedrich Hegel adalah seorang filsuf idealis Jerman yang pada masa itu pengaruh doktrin agama sangat kuat. Lahir pada 27 Agustus 1770, yang pemikiran nya dia dapat dari salah satu filsufff terkemuka yakni Immanuel Kant. Hegel percaya bahwa hidup mengalami proses perubahan yang terjadi secara terus-menerus. Dan pemikiran-pemikiran nya menjadi sumber radikalisme yang vanyak dipelajari banyak orang saat ini.

Hegel membuat sebuah gagasan berupa dialektika yang kemudian merubah pandangan banyak orang mengenai sebuah kebenaran. Dan bahwasanya kebenaran itu tidak pernah selesai melainkan akan mengalami sebuah perubahan, sebuah dialektika.

Gagasan Hegel ini berupa metode yang memunculkan konsep tesis, antitesis dan sintesis. Tiga konsep tersebut biasanya muncul diikuti dengan kalimat "yang ada" , "yang tidak ada" dan "menjadi". Dialektika menurut Hegel adalah dua hal yang dipertentangkan lalu didamaikan dan menjadi sebuah pertentangan baru. 

Dimulai dari Tesis, tesis menurut Hegel merupakan pengiyaan. Dan antitesis nya merupakan pengingkaran, sedangkan sintesis nya adalah kesatuan kontradiksi. Baginya, setiap pengiyaan akan menghasilkan pengingkaran atau setiap tesis akan menghasilkan reaksi berupa antitesis. Dan setelahnya menghasilkan suatu kesatuan berupa sintesis. Sintesis ini hakikat nya merupakan sebuah tesis baru yang kemudian akan ada reaksi baru lagi berupa antitesis dan kembali menjadi sintesis. Demikian seterusnya dan bahwa kebenaran itu akan mengalami sebuah perubahan.

Contohnya adalah sebuah tesis yang menyatakan jika bumi itu bulat, dan merupakan pusat tata surya. Sintesis nya, Bukan bumi! Melainkan pusat tata surya adalah matahari. Dan Sintesis nya adalah bahwa bumi itu bulat, dan pusat tata Surya adalah matahari. 

Contoh lain seperti ada beberapa orang yang berdebat, satu diantaranya mengajukan argumen, kemudian dibantah oleh yang lain, lalu datanglah teman lain yang melerai perdebatan dan menarik kesimpulan dari dua perdebatan tersebut dengan dua argumen yang berseberangan. Ini adalah tesis, antitesis, dan sintesa.

Dengan demikian, sintesa bukan menghilangkan kandungan dari masing-masing pihak yang beroposisi (tesis-antitesis), namun mengangkatnya ke atas yang lebih tinggi sebagai ramuan kebenaran yang meliputi keseluruhan (Hardiman, 2019).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun