Mohon tunggu...
Risma Zahratun Nissa
Risma Zahratun Nissa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Don't wait for motivation to find you, find it by yourself !

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyuluhan tentang Kenakalan Remaja dalam Pergaulan Bebas

28 April 2024   19:08 Diperbarui: 28 April 2024   19:17 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Remaja adalah fase transisi yang penuh dengan dinamika dan perubahan, menandai perjalanan dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Masa ini, terdiri dari perubahan fisik, psikologis, dan sosial, menjadi momen penting di mana individu mulai mencari identitas dan menggali berbagai pengalaman baru. Namun, kebebasan yang dirasakan dalam eksplorasi ini sering kali membawa dampak negatif, terutama dalam bentuk kenakalan remaja. 

Kenakalan remaja, sebagai perilaku menyimpang dari norma masyarakat, mengancam baik diri sendiri maupun orang lain. Penyebabnya kompleks, mulai dari kurangnya perhatian dari orang tua hingga pengaruh buruk dari teman sebaya. Dalam konteks pergaulan bebas, remaja lebih rentan terhadap pengaruh negatif yang dapat mengarahkan mereka pada perilaku berisiko.

Oleh Sebab itu, penting untuk memperkenalkan penyuluhan sebagai sarana pencegahan. Penyuluhan tentang kenakalan remaja bertujuan memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada remaja tentang bahaya pergaulan bebas serta memberikan strategi untuk menghindarinya. 

Melalui pendekatan ini, diharapkan remaja dapat lebih sadar akan konsekuensi dari tindakan mereka dan mampu membuat keputusan yang lebih bijak dalam interaksi sosial mereka. Penyuluhan bukan hanya sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga menciptakan ruang bagi diskusi dan refleksi. Dengan demikian, remaja dapat memahami konteks sosial yang memengaruhi perilaku mereka dan merancang strategi yang sesuai untuk menghadapi tekanan dari lingkungan sekitar.

Menurut Sari (2020) pergaulan bebas merupakan bentuk interaksi sosial yang melanggar norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Biasanya, pergaulan ini terbentuk dari aktivitas yang dianggap menyimpang, seperti penggunaan narkoba, konsumsi minuman keras, hubungan seksual tanpa komitmen, serta terlibat dalam tawuran dan kekerasan. 

Menurut Widodo (2023) fenomena ini sering kali dipicu oleh faktor-faktor seperti tekanan teman sebaya, kurangnya pengawasan dari orang tua, serta pengaruh lingkungan yang tidak sehat. Akibatnya, pergaulan bebas sering kali menjadi celah bagi remaja untuk terjerumus dalam perilaku berisiko yang berpotensi merugikan diri sendiri dan orang lain.

Menurut Tomi (2024) pergaulan bebas dapat membawa banyak bahaya bagi remaja. Pergaulan bebas dapat merusak kesehatan fisik dan mental mereka. Misalnya, penggunaan narkoba dan minuman keras dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh dan mengganggu keseimbangan mental. Perilaku pergaulan bebas sering kali berujung pada masalah hukum. Keterlibatan dalam tindak kriminal seperti penggunaan dan peredaran narkoba, tawuran, atau tindakan vandalisme dapat mengakibatkan konsekuensi hukum yang serius bagi remaja (Santoso & Silalahi, 2000).

Pergaulan bebas juga dapat merusak masa depan remaja. Menurut Karier (2018) keterlibatan dalam aktivitas yang tidak sesuai dengan nilai dan norma masyarakat dapat menghambat perkembangan karier dan pendidikan mereka. Perilaku pergaulan bebas juga dapat membahayakan orang lain. Misalnya, mengemudi dalam keadaan mabuk atau terlibat dalam kegiatan kekerasan dapat mengancam keselamatan dan kehidupan orang lain di sekitar mereka.

Untuk menghindari pergaulan bebas, remaja dapat mengambil beberapa langkah yang efektif. Menurut Adisaputro (2020) memperkuat iman dan taqwa dapat menjadi landasan moral yang kokoh dalam menghadapi godaan pergaulan negatif. Penting bagi remaja untuk selektif dalam memilih teman. Bergaul dengan teman yang memiliki nilai dan prinsip yang baik dapat membantu menjauhkan dari lingkungan yang berpotensi merugikan. 

Selain itu, mengisi waktu luang dengan kegiatan positif seperti olahraga, seni, atau kegiatan sosial dapat mengalihkan perhatian dari godaan pergaulan bebas. Berkomunikasi terbuka dengan orang tua juga penting. Orang tua dapat memberikan dukungan, nasihat, dan arahan yang diperlukan untuk menjaga remaja dari pergaulan yang tidak sehat. 

Terakhir, menurut Alifia (2023)  jika remaja menghadapi kesulitan yang serius, mencari bantuan profesional seperti konselor atau psikolog dapat memberikan dukungan dan panduan yang lebih mendalam dalam mengatasi tantangan tersebut. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, remaja dapat membangun fondasi yang kuat untuk menjauhkan diri dari pergaulan bebas dan menuju arah yang lebih positif dalam kehidupan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun