bumi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan Indonesia mengalami rata-rata 500 gempa bumi setiap bulan dengan skala Richter ringan hingga berat. Menyadari pentingnya kesiapsiagaan bencana, pada hari Senin (22/7), tim KeRis-Dimas Caring Fakultas Keperawatan Universitas Jember menggelar simulasi bencana gempa bumi dan tsunami bagi kelompok rentan di pesisir Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember.
Terletak di tengah-tengah Cincin Api Pasifik dan di antara tumbukan lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik, Indonesia menjadi salah satu kawasan yang paling aktif secara seismik diBencana alam seperti gempa bumi dan tsunami tidak dapat diprediksi kapan akan datang, sehingga simulasi penyelamatan diri menjadi sangat penting. Edukasi kebencanaan ini bertujuan agar kelompok rentan, yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia, dapat memahami jenis-jenis bencana dan cara menanggulanginya dengan baik.
Kegiatan dimulai dengan review ulang materi kebencanaan yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya melalui metode tanya jawab. Partisipan terlihat sangat antusias dalam menjawab setiap pertanyaan, menunjukkan bahwa materi kebencanaan telah diserap dengan baik. Selanjutnya, tim pengabdian masyarakat memberikan materi terkait teknik evakuasi mandiri saat terjadi bencana, khususnya gempa bumi dan tsunami.
Teknik kesiapsiagaan yang diajarkan meliputi tetap tenang saat bencana, melindungi kepala saat gempa, bersembunyi di bawah meja, dan berjalan cepat mengikuti jalur evakuasi ke titik kumpul di tempat terbuka agar aman dari reruntuhan. Partisipan diberikan contoh oleh tim hingga benar-benar paham, dilanjutkan dengan simulasi yang berjalan tertib dan lancar.
Kegiatan ini diakhiri dengan post test untuk menilai kembali pengetahuan partisipan setelah edukasi dan simulasi. Tim mendampingi partisipan, terutama lansia, dalam mengisi post test. Acara ditutup dengan sesi dokumentasi dan doa bersama.
Diharapkan pelatihan ini dapat memperkuat kesiapan masyarakat Desa Sabrang dalam menghadapi bencana dan mendorong peningkatan kesiapsiagaan di daerah rawan lainnya. Semoga melalui upaya kolektif ini, generasi muda lebih siap menghadapi tantangan masa depan dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menghadapi bencana, sehingga tercipta masyarakat yang lebih aman dan tangguh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H