c. Pengeluaran untuk memperbaiki aset lingkungan sering dimasukkan dalam pendapatan perusahaan
Hambatan dalam akuntansi lingkungan:
- Ketiadaan pendukung informasi yang memadai.
- Kurangnya informasi yang memadai menjadi hambatan dalam akuntansi lingkungan, perusahaan seringkali tidak memiliki akses ke data lingkungan yang akurat dan terbaru, seperti emisi, penggunaan SDA, dan dampak ekologis. Sehingga tanpa data ini, sulit untuk menghitung biaya lingkungan dan memasukkannya ke dalam laporan keuangan. Selain itu, kurangnya teknologi untuk mengumpulkan dan menganalisis data lingkungan memperparah situasi.
- Spesialisasi personel yang kurang memadai.
- Banyak perusahaan tidak memiliki staf yang terlatih khusus dalam mengelola dan melaporkan data lingkungan. Akuntansi lingkungan membutuhkan pengetahuan khusus tentang isu-isu lingkungan, regulasi, dan pengukuran dampak ekologis. Tanpa keahlian ini, perusahaan mengalami kesulitan dalam menerapkan praktik akuntansi lingkungan secara efektif. Kurangnya pelatihan dan pengembangan profesional juga menghambat kemajuan.
- Perawatan data lingkungan yang rumit.
- Perawatan data lingkungan yang rumit menjadi tantangan besar dalam akuntansi lingkungan. Data sering kali tersebar di berbagai departemen dan sistem, sehingga menyulitkan pengumpulan dan konsolidasi. Proses ini memakan waktu dan rentan terhadap kesalahan. Selain itu, data lingkungan memerlukan verifikasi ketat untuk memastikan validitas dan reliabilitasnya menambah kompleksitas dalam pelaporan lingkungan.
- Perusahaan perlu memastikan informasi lingkungan yang disampaikan dapat dimengerti dan relevan bagi investor, regulator, dan masyarakat umum. Menyajikan data kompleks dalam format yang mudah dimengerti membutuhkan upaya khusus dalam penyusunan laporan. Perusahaan juga harus menyesuaikan informasi untuk memenuhi harapan berbeda dari berbagai pemangku kepentingan.
Contoh Implementasi Green Accounting:
- Perusahaan tekstil mengurangi penggunaan air dengan memasang sistem daur ulang air.
- Perusahaan manufaktur mengurangi emisi gas rumah kaca dengan menggunakan energi terbarukan.
- Perusahaan pertambangan merehabilitasi lahan bekas tambang menjadi hutan atau area hijau.
Green accounting merupakan alat yang penting untuk membantu perusahaan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Dengan menerapkan green accounting, perusahaan dapat menunjukkan komitmennya terhadap lingkungan dan meningkatkan daya saingnya di pasar global. Dapat disimpulkan, akuntansi lingkungan adalah alat penting untuk mencapai keberlanjutan bisnis dan menjaga keseimbangan ekosistem. Meskipun tantangan dan hambatan masih ada, dengan komitmen dan upaya kolaboratif dari perusahaan, pemerintah, dan masyarakat, penerapan akuntansi lingkungan dapat menjadi lebih efektif dan efisien.
Referensi
Utama, A. A. G. S. (2016). Akuntansi lingkungan sebagai suatu sistem informasi: Studi pada Perusahaan gas Negara (PGN). Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen, 6(1), 89-100.
Soesanto, S. (2022). Akuntansi Lingkungan Menuju Ekonomi Hijau Perspektif Relasi Natural Sustainability Dengan Keberlanjutan Bisnis. Account: Jurnal Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, 9(1).
https://jurnal.sttkd.ac.id/index.php/jmd/article/view/286
Risma Tri Indarti (11210150000024)
Hawa Maula Salwah (11210150000038)
Muhammad Shafridho Dzulqatsani (11210150000044)