Tepat di tanggal 16 September 2021, aku berulang tahun yang ke 16 tahun, aku ingin dirayakan kecil-kecilan bersama teman-temanku, kala itu. Aku meminta orang tuaku untuk menyiapkan pesta agar teman-temanku bisa merasakan kebahagiaan seperti apa yang ada di benakku. H-1 minggu bundaku sibuk kesana kesini menyiapkan camilan dan bersih bersih rumah, dan H-3 aku sudah memberi tahu ke semua temanku untuk meminta mereka hadir di acara ulang tahunku bahkan seingatku ada 30 orang lebih yang aku undang.
Saat berusia 16 tahun kan pasti masa masa pubertas ya? Nah, funfactnya, seumur hidup aku tidak pernah merasakan yang namanya dirayakan saat bertambahnya usia. Padahal memang waktu itu aku hanya ingin merasakan hal indah yang pernah aku lihat selayaknya teman seusiaku. Tapi, ternyata aku salah.
Di hari itu ternyata bukan jadi hari terbaikku, aku tidak bisa merasakan kebahagiaan yang ada di bayanganku, aku sudah mempersiapkan ini semua dari lama, bahkan bundaku pun sudah menyiapkan semua ini untuk teman-temanku, seperti makanan, snack, kue ulang tahun, dan dekorasi yang lucu.
Hari itu, ada satu teman saja yang hadir, aku dengan senang hati mempersilahkan dia untuk masuk dan menyantap makanan yang ada. Setelah ngobrol cukup lama akhirnya temanku itu bilang kalo anak-anak lain tidak bisa datang karena ada urusan yang mendadak, seperti les privat, renang, tidak dapat izin orang tua, tidak punya kendaraan, bahkan ada juga yang diajak pergi ke luar kota sama keluarganya.
Sebenarnya dari awal aku sudah feeling kalo mereka semua tidak bisa hadir, ternyata feelingku benar. Hanya saja aku masih merasa bersyukur karena masih ada satu teman yang hadir meskipun dia juga tidak bisa lama di rumahku waktu itu. Aku kaget dan aku bingung cara ngomongnya ke bunda bagaimana, pasti bunda marah dan pasti bunda juga sedih mendengar kabar ini. Tidak lama setelahnya, ternyata bundaku keluar dari kamar terus menyambut temanku dengan ramah setelah itu, bundaku sama temanku banyak ngobrolin ini itu, tidak lama setelah itu temanku ini dijemput sama ayahnya untuk pulang.
Di ruang tamu tersisa aku dan bundaku serta makanan yang belum dimakan sama sekali. Bundaku hanya tersenyum dan bilang ke aku "Kak, bunda tau pasti kakak sedih dengan kabar ini tapi bunda gak pernah nyesel udah nyiapin ini semua buat kakak. Lain kali kalo mau buat acara dipikir lagi ya buat kedepannya biar gak salah ambil langkah." Kala itu, aku ingin menangis tapi aku hanya bisa terdiam dan aku memeluk bundaku. Aku meminta maaf ke bundaku karena sudah merepotkan beliau dari seminggu sebelum acara. Aku hanya berfikir "Andai aku gak bikin acara ini, pasti bunda gak terbebani dengan ini semua, lain kali aku gak mau merayakan hari ulang tahunku"
Hari itu aku benar-benar merasa hancur, setengah hatiku seperti pecah karena sudah membuat bundaku sakit hati dan aku juga sangat merasa bersalah karena sudah membuat acara yang tidak bisa berjalan sesuai harapan. Berkali-kali aku meminta maaf ke bundaku karena aku menyesal sudah membuat beliau repot. Bundaku hanya bilang "Gapapa kak, wajar kalo pengen merayakan hari istimewa, lain kali kita rayakan sendiri ya! Sama adik juga, kayaknya lebih seru lagi, oke? Udah, gausah sedih, masih ada hari esok, ayo ikut bunda nyiapin soto buat di bagiin ke tetangga, bilang aja kakak lagi ulang tahun"
Sebaik itu kan bundaku? Aku mengikuti nasihat beliau sebagai bentuk permintaan maafku dan faktanya ternyata di hari itu menjadi hari yang menyedihkan bahkan sampai sekarang aku masih merasakan trauma yang dalam saat aku melewati tanggal kelahiranku sendiri. Aku tidak mau ulang tahunku dirayakan untuk yang kedua kali, aku takut itu semua akan terjadi lagi. Kalaupun memang ada yang merayakan ulang tahunku aku harap itu adalah hari yang membahagiakan nantinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H