Penerjunan Kegiatan KKN Back to Village III yang dilakukan pada hari Kamis, 12 Agustus 2021 ini bertujuan untuk memberikan pengalaman pengabdian masyarakat bagi mahasiswa-mahasiswi Universitas Jember. Kegiatan KKN masih dilakukan secara online dikarenakan masih tingginya angka Covid-19 di Indonesia. Mahasiswa akan melaksanakan KKN di kampung halamannya sendiri dengan harapan sedikit mengurangi aktivitas bersama dan mengurangi angka penyebaran Covid-19.
      Risma Tri Rahmawati merupakan salah satu mahasiswi Universitas Jember yang mengikuti program KKN Back to Village III di Kelompok 61 yang di bimbing oleh Ibu Distiana Wulanjari. Tema yang diambil yaitu Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19. Alasan mengambil tema tersebut dikarenakan adanya potensi alam yang dapat dioleh menjadi sebuah produk dan dapat menambah pemasukan ekonomi dari produk tersebut. Lokasi yang dipilih Risma adalah Desa Sukolelo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan.
      Kecombrang merupakan jenis tanaman rempah yang banyak ditemukan di berbagai daerah Indonesia, terutama Sumatera dan Jawa. Rempah ini banyak dijadikan sebagai campuran atau bumbu penyedap yang memberikan aroma dan rasa khas pada masakan. Banyaknya tanaman kecombrang di Desa Sukolelo dapat dimanfaatkan untuk menciptakan inovasi produk baru berskala rumahan. Usaha ini juga merupakan terobosan baru dalam hal cita rasa karena masih sedikitnya warga yang mengetahui tentang potensi/manfaat kecombrang.
      Melihat banyaknya tanaman kecombrang di Desa Sukolelo yang masih belum dimanfaatkan secara baik, Risma menginovasi tanaman kecombrang (bunga kecombrang) menjadi sambal matah kecombrang. Perpaduan antara sambal matah dan kecombrang akan menghasilkan cita rasa yang unik. Selain cita rasa yang unik, banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kecombrang seperti; mencegah kerusakan sel tubuh, menghambat pertumbuhan bakteri dan memberikan aroma yang segar.
      Kegiatan pendampingan yang akan dilakukan yaitu dengan melakukan sosialisasi manfaat kecombrang dan melakukan pelatihan bagaimana cara membuat produk dari kecombrang. Risma juga memberikan pendampingan mendesain label dan kemasan agar produk tersebut menarik. Risma berharap kegiatan KKN BTV III ini dapat menciptakan inovasi produk kecombrang dan menjadi penggerak yang lain tentang pemanfaatan tanaman kecombrang menjadi produk bernilai ekonomi. Risma juga berharap kegiatan ini berkembang sehingga UMKM mampu bertahan selama pandemi.
      Respon sasaran terhadap ide inovasi kecombrang awalnya biasa saja. Setelah dijelaskan mengenai beberapa manfaat dan peluang pasar yang lumayan karena belum adanya produk dari kecombrang, sasaran menjadi terbuka dan antusias dalam pembuatan produk bahan dasar kecombrang. Harapan Risma, sasaran dapat menghasilkan produk berbahan dasar kecombrang setelah adanya diedukasi dan dapat memperluas target pemasarannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H