Hari Jumat tanggal 1 Mei 2015 saya berkesempatan mengikuti tur 'James Bond' di Phuket, setelah dua hari sebelumnya membeli paket tur di sebuah agen perjalanan di dekat hotel saya menginap, tidak jauh dari bibir pantai Patong.
Tepat pukul 9 pagi waktu Thailand, saya beserta seorang teman dijemput di hotel oleh supir yang akan mengantarkan saya mengikuti tur seharian. Ternyata di dalam minivan yang saya tumpangi sudah ada beberapa orang yang lebih dahulu dijemput oleh sang supir, yang kemudian saya ketahui dua ibu keturunan India dari Malaysia, sepasang suami istri dari Qatar, dan empat orang warga lokal. Bersepuluh kami akan menikmati tur James Bond ini hingga selesai di sore hari.
Minivan melaju kencang membawa kami menuju dermaga yang akan membawa kami ke pulau James Bond yang menjadi kebanggaan warga Phuket tersebut. Sebelum tiba di dermaga, kami singgah di salah satu gua yang dikenal dengan 'Monkey Cave'. Sesuai dengan namanya, gua ini dipenuhi oleh monyet, sedikit mirip dengan 'Batu Caves' di Malaysia, namun dalam skala yang lebih kecil. Cukup 30 menit waktu kami habiskan untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke dermaga.
Tidak lama kemudian, kami pun sampai di dermaga untuk menumpang perahu mesin yang akan membawa kami ke Pulau James Bond. Namun saat dalam perjalanan, matahari pun sudah tepat di atas kepala kami, pertanda jam makan siang telah tiba. Kami diantar ke salah satu pulau untuk menikmati hidangan khas pulau tersebut.
Sebelum sang nakhoda mengaitkan jangkar ke bibir dermaga, dari kejauhan kami melihat sebuah masjid putih dengan kubah emas berdiri kokoh. Tampak kontras dengan bangunan di sekitarnya yang tampak sederhana. Pemandu wisata dapat menangkap raut muka saya yang terkesima dengan pemandangan di pulau yang dalam waktu beberapa menit saja akan kami singgahi.
Sejurus kemudian, pemandu kami pun menginformasikan, Pang Yee Island atau Ko Panyi adalah pulau dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Terletak di provinsi Phang Nga, Thailand. Kata 'Pang Yee' atau 'Pangyi' sendiri berasal dari kata dalam bahasa Jawa 'Panji'. Tidak heran, karena ternyata, penghuni pertama pulau ini adalah dua keluarga nelayan muslim yang berasal dari tanah Jawa. Ya, nenek moyang kita telah menjadi orang pertama yang mendiami kampung nelayan ini.
Rasa penasaran serta merta menyinggahi pikiran saya. Sesaat setelah mengisi perut di salah satu restoran di pulau tersebut, saya pun mencoba untuk mencari tahu tentang jejak nenek moyang kita di sana. Saya mencoba menyapa beberapa pelayan restoran dalam bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan juga bahasa Jawa, namun tidak seorang pun yang mengerti kalimat yang saya ucapkan. Sang pelayan yang kebanyakan berusia remaja tersebut tampak kebingungan dan mencoba menjawab dengan bahasa tubuh, yang menandakan keterbatasan mereka untuk menjawab pertanyaan yang saya lontarkan.
Ternyata, tidak seperti saudara mereka di Suriname yang sampai saat ini masih menggunakan bahasa Jawa, penduduk Pulau Pang Yee sudah menggunakan bahasa Thai (atau salah satu bahasa daerah di Thailand?) sebagai bahasa keseharian mereka. Makanan yang disajikan di salah satu restoran yang saya singgahi pun, tidak mempunyai cita ras khas Jawa, namun sedikit mirip dengan rasa masakan Melayu. Mungkin sudah disesuaikan dengan lidah para turis. Entahlah..
Tidak banyak informasi yang saya dapatkan di sana, karena waktu itu bertepatan dengan waktu salat Jumat, sehingga pulau tersebut tampak sepi, dan keterbatasan waktu pula yang menjadi alasan saya untuk meninggalkan pulau itu dengan rasa penasaran yang menggunung.
Perahu mesin pun meraung meninggalkan dermaga Pulau Pang Yee, menuju tujuan wisata berikutnya, Pulau James Bond. Sebenarnya pulau ini bernama asli Khao Phing Kan. Lalu pada tahun 1974 film hollywood James Bond: The Man with the Golden Gun melakukan syuting di pulau ini, sehingga sekarang masyarakat mengenal dengan pulau ini sebutan James Bond Island :)