Mohon tunggu...
Risman Aceh
Risman Aceh Mohon Tunggu... profesional -

Anak Pantai Barat Selatan Aceh. @atjeh01

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jangan Kuatir, Rayakan Natal dengan Kasih

24 Desember 2009   06:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:47 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_42842" align="alignleft" width="300" caption="kan kubaca surah berkisah Al-Masih dan Maryam (Ft:google)"][/caption] Malam tadi, lewat chatting aku dikejutkan dengan setumpuk fakta, walau sebenarnya hanya selembar daftar. Ya, daftar bom yang diledakkan dari tahun 2000 s/d 2009. Sungguh, aku tidak lagi membacanya setelah urutan 10. Kepala ku berat oleh ingatan tubuh-tubuh yang tercampak, penuh darah, tercabik. Teriakan histeris dan tangisan yang memecah hati. Dan, hatiku pun rasanya terhimpit batu berat karena merasakan beban yang ditanggung oleh saudara sebangsaku, yang kini sedang merayakan Natal karena harus selalu teringat dan teringat dengan kisah pilu itu semua. Sebagai anak negeri yang hidup di tengah himpitan perang saya sangat paham bahasa daftar kekerasan itu dan karena itu tak ingin membacanya lagi. Bukan mengabaikan apalagi menyembunyikan fakta. Tapi inilah nasib anak-anak perdamaian yang pernah hidup di zona perang. Meski tidak membaca tapi sangat mengerti pesan yang terkandung di dalamnya. Kepala ku semakin berat bukan karena sederet angka fakta kekerasan itu saja tapi hati ku semakin remuk redam oleh dasar tindakan bagi ditariknya alat picu hingga bom itu meraung dan mencabik tubuh bahkan mencabik pula kesunyian, keriangan, kekusyukan, dan kepasrahan saudara-sauaraku yang sedang merayakan kelahiran Yesus yang dalam agamaku dipanggil dengan sangat hormat,  Isa AS. Seorang Nabi yang dikisahkan tidak kurang 25 kali di dalam Al-Quran, jauh lebih banyak dari kisah Nabi ku sendiri, yang hanya 4 kali. Bahkan, Nabi ku juga menyeru kepada sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke tempat yang aman ke negeri yang raja dan penduduknya menganut agama nasrani, bahkan Raja Habsyah (Ethiopia) dengan sangat tegas memberikan perlindungan dengan senyata-nyata perlindungan lewat pernyataannya yang menyebabkan usaha orang musrik Mekkah kembali dengan tangan hampa. Kata Sang Raja, "“Tidak, demi Allah, aku tidak akan menyerahkan mereka kepada kalian berdua dan aku tidak akan menyakiti kaum yang berkunjung ketempatku..." Nabiku juga mengubah kota Yatsrib yang terpecah belah menjadi kota peradaban yang kemudian di beri nama Madinah yang salah satu isi piagamnya menyatakan siap untuk saling menghormati, berkerjasama dan melindungi serta semua agama wajib berjuang secara bersama pula jika Madinah diserang oleh musuh. Bahkan Allah yang aku sembah juga melarang memaki sesembahan agama lain, karena kalau kita memaki sesembahan orang lain sesembahan kita akan balik dimaki oleh sesembahan orang lain. Atau secara tidak langsung kita sendirilah yang memaki sesembahan kita (Qs 6:108). Allah yang kami sembah juga mengajar manusia untuk menghormati dan tidak membeda-bedakan semua Nabi-nabi dan Rasul-rasulNya (Qs 2:136; 2:285; 3:84; 4:152). Semua Nabi baik yang disebut atau yang kemudian dikisahkan oleh Nabi kami harus di hormati. Jadi bagaimana mungkin alat picu bom itu ditarik dan diarahkan kepada umat yang sedang merayakan kenabiaan salah satu Nabi yang juga aku hormati? Jika saja Tuhanku tidak melarang aku untuk mengucap ucapan yang buruk dan mengingatkan tentang syaitan yang menggodaku di setiap amarah ("hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik. Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia - QS. 17:53) sungguh aku ingin sekali memaki minimal untuk melepas rasa geram ku di hati. Namun, aku sangat bisa paham jika sang teman mengeluarkan perkataan yang buruk padaku karena Tuhanku juga memaklumkan pada ku bahwa orang-orang teraniaya sangat mungkin untuk mengeluarkan perkataan yang buruk. (QS. 4:148) Saudara ku, rayakanlah apa yang menjadi keyakinan kalian dan maafkan aku yang tidak bisa ikut berkata buruk kepada pelaku bom itu, bukan karena mereka seiman dengan ku tapi karena semata-mata aku berpegang teguh pada seruan Tuhanku: Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku:"hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar)”. (QS. 17:53) Jika dirimu tidak merasa aman dengan mereka yang bertindak buruk maka yakinlah dirimu akan aman di pikiran dan perasaanku. Dan, aku berjanji tidak akan mengikuti langkah mereka untuk membenci dan melukaimu sekalipun diserahkan gunung emas kepadaku. Mengutip ucapan Raja Habasyah yang dilakukan melindungi keluarga dan sahabat Rasul ku dulu maka aku akan berkata sama: "Sekalipun kalian mencemooh, pergilah kalian! Kalian percaya terhadap orang-orang yang telah menyogok dan mendatangkan malapetaka pada kalian. Demi Allah, saya tidak suka menerima emas walaupun sebesar gunung, tetapi mencelakai salah seorang dari kamu dengan suatu kejahatan. Bawa kembali hadiah ini karena saya tidak butuh persembahan." Saudaraku, jangan Kuatir dan rayakanlah apa yang  harus kalian rayakan. Tebarkanlah aliran sungai kasih mu sebagaimana aku menebarkan aliran sungai salam ku semoga kita bertemu di samudera cinta, mencintai Tuhan yang mencinta kita dan mengasihi sesama sebagaimana Tuhan kita mengasihi kita semua. ("Inge, Malam nanti kalian (di Indonesia) merayakan Natal dan aku di kamar ku akan membaca surah-surah yang berkisah tentang Al-Masih dan Ibundanya Maryam")

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun