[caption id="attachment_50185" align="alignleft" width="267" caption="ilustrasi foto google"][/caption] Suatu hari saya berkesempatan mengikuti sebuah diskusi terbatas Syariat Islam di Aceh dengan topik "Konstruksi Keberagamaan Orang Aceh Pasca Konflik." Seorang Sosiolog Islam asal Malaysia memaparkan ragam bentuk kontruksi keberagamaan muslim masa kini dilihat dari aspek sosiologinya. Intinya, cara keberagamaan yang tadinya satu sekarang tampil dengan banyak label, yang di Indonesia ada dua besar, NU dan Muhammaddiayh dengan karakteristik masing-masing plus dengan nama lainnya seperti Islam Liberal dan Islam Moderat plus Islam Radikal. Sementara sang sosiolog sedang menguraikan panjang lebar, disebuah pojok ternyata ada dua orang terlihat asyik diskusi. "Mas, di Aceh Islam nya gimana?" Tanya asisten sosiolog yang diajak ke Aceh. "Ya, Islam Aceh Mas." "Maksudnya gimana mas. Apa tidak ada yang mirip dengan salah satu yang diuraikan oleh pemateri?" "Ngak ada mas. Semua yang disebut itu hanya punya dua pegangan, Al-Quran dan Hadits Nabi. Di Aceh ada tambahan hadits satu lagi, Mas." Karena penasaran sang asisten kembali bertanya: "Boleh tahu apa nama hadits nya, Mas?" "Hadih madja." Sang asisten semakin penasaran krn ada hadits baru dan ia ingin memastikan apa hadits yang dimaksud Hadits Nabi juga. "Itu hadits Nabi juga kan?," yang langsung mendapat jawaban. "Bukan, Mas. Malah ada yang bertentangan dengan Al-Quran dan Hadits Nabi. Misalnya, satu aja contohnya ni Mas ya: 'Meunyo ka meupakat lampoh jeurat ta peugala' (Kalau sudah mufakat lahan kuburan boleh kita jual). Iya kan Mas beda dan bertentangan. Ada lagi mas yang lebih ekstrem. Nanti pas saya yang tampil jadi pemateri saya akan ungkapkan semua ya tentang adanya ruang ekspresi bebas yang mendapat justifikasi sosio-budaya di Aceh. "Wah, kalau begitu Aceh penganut Islam Liberal dong, Mas." "Ngak. Tapi Islam Aceh." Grrrrrrrrr Catatan: MAKAR adalah singkatan dari “Mate Katawa Ala Risman.” Berisi artikel humor dengan latar keacehan yang bisa berupa gambaran suasana suatu peristiwa sebenarnya, dan atau sebatas imajinasi yang mengandung pesan, yang kalau tidak tepat cukup dianggap humor belaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H