Surat ini saya tuju kepada senior Golkar, baik yang berada di kubu Ancol, maupun di kubu Bali. Juga teruntuk senior Golkar di Mahkamah Partai Golkar, termasuk juga senior Golkar yang ada dipemerintahan dan juga senior yang sudah menjadi petinggi partai politik lain.
Kepada senior Golkar dikedua kubu saya ingin menyatakan rasa mual atas konflik dualisme kepengurusan DPP Golkar. Ini bukti terang bahwa semua senior di kedua kubu gagal membangun tata kelola Golkar yang baik. Lebih dari itu, para senior gagal menjadikan Golkar sebagai parpol ideologis.
Padahal, sejak Golkar meninggalkan alam orde baru, Golkar sudah tampil dengan paradigma barunya. Tapi, nyatanya di dalam praktek politik Golkar dibawah kendali para senior tidak lebih sebagai parpol pragmatis. Lebih gawat lagi, pragmatisme politik para senior Golkar tidak untuk kebesaran Golkar melainkan semata untuk kesenangan senior Golkar. Golkar tidak lebih sebagai kendaraan bagi senior Golkar untuk mendapat keuntungan, dan upaya untuk menjadikan Golkar sebagai wadah perubahan bagi negeri dan rakyat hanya sebatas wacana untuk menarik minat kader muda.
Kepada senior yang menjadi anggota Mahkamah Partai Golkar saya ingin menyatakan betapa kecewanya saya karena tidak melahirkan putusan yang mengagumkan. Justru yang ada adalah putusan yang memicu konflik. Ini bukan soal para pihak tidak paham amar putusan melainkan putusan yang membuka kesempatan kepada kedua kubu untuk memaknai putusan menurut posisinya sendiri. Saya lebih setuju ada putusan yang bulat meski itu mengalahkan pihak yang benar, ketimbang membuat putusan yang tidak bulat dan akhirnya membuat kedua pihak kembali berseteru dan mengundang intervensi pihak luar.
Kepada senior Golkar dipemerintahan saya muak dengan trik intervensi atas Golkar yang sudah bisa dirasakan sejak terbentuknya munas tandingan. Harusnya, jika sudah dipemerintahan berdirilah di atas semua pihak. Jangan jadikan kekuasaan untuk membantu salah satu pihak guna mengalahkan pihak lain. Saya kira, tidak perlu menjadi pengamat politik cerdas untuk mengetahui ada atau tidak ada campur tangan senior di pemerintahan. Anak sma pun bisa merasakan adanya intervensi atas surat menkumham yang membenarkan salah satu kubu.
Kepada senior Golkar yang sudah memiliki partai politik sendiri saya ingin mengatakan janganlah menggunakan trik politik masa lalu Golkar di orde baru untuk mengalahkan partai lain dengan cara membuat partai saingan berada dalam keadaan konflik tanpa ujung. Jika jantan mari masing-masing merawat kekuatan internal parpol dan tidak pernah masuk dalam wilayah parpol lain. Biarlah rakyat yang menghukum parpol di pemilu berdasarkan kinerja parpol itu sendiri.
Tidak usahlah tampil dengan citra baik dihadapan publik tapi dibelakang publik penuh dengan rencana dan aksi kotor. Indonesia membutuhkan parpol yang dikelola dengan baik, dan penghukum terakhir adalah rakyat. Persaingan bebas dipersilahkan tapi hendaknya disertakan pula moral sentimen agar keuntungan yang diperoleh tidak dengan cara mengorbankan pihak lain.
Golkar itu, menurut publik dalam survey LSI Denny JA, Desember 2014, masih dilihat sebagai peyangga politik Indonesia. Ibarat banggunan, jika tiang peyangga retak, banggunanpun akan ikut retak. Ini maknanya, jika Golkar sakit maka seluruh parpol lain dan kekuatan politik lainnya juga akan terkena imbasnya, ikut sakit. Karena itu seharusnya jika Golkar sedang sakit semua pihak berkewajiban membantu Golkar untuk segera menyembuhkan dirinya sendiri. Tidak usah pihak lain masuk sebagai dukun, apalagi pakai dukun jahat. Golkar yang sudah tua dan berpengalaman semestinya bisa menyembuhkan dirinya sendiri agar menginspirasi parpol lain bila mengalami hal yang sama.
Saya mengerti tentang teori dan praktek politik yang menghalalkan segala cara. Tapi, apa praktek politik itu yang hendak diwariskan oleh seluruh senior Golkar kepada kader muda? Apa pentingnya mempertontonkan praktek politik kekerasan, dan apa bagusnya politik mendukung atau oposisi bagi kader muda? Menurut saya, yang dibutuhkan oleh kader muda adalah ideologi politik Golkar yang harus terus menerus diperbaharui untuk kepentingan rakyat dan negeri jauh lebih utama diwariskan sehingga dalam posisi apapun kader Golkar dapat eksis berjuang secara politik untuk rakyat. Aneh, apa hebatnya memperlihatkan praktek premanisme dilingkungan politik?
Kepada semua senior saya mengajak dengan sepenuh hati untuk kembali kepada dua soal utama, yaiti soal legalitas dan soal demokratis. Ini dua hal utama yang dipaham sama oleh keempat hakim di MPG. Jika para senior dikedua kubu memang jantan, kesatria, dan berpihak kepada masa depan politik Golkar serta sayang kepada kader muda mari selesaikan aspek legalitas di pengadilan dan praktek ulang pemilihan ketua umum secara demokratis di munaslub Golkar. Mau? Jika tidak mau, akhiri saja semua cakap hebat dan silahkan lakukan apa saja untuk memuaskan nafsu politik kalian, dan kami kader muda akan berlepas diri, atau tunggulah kubu lain, yang akan melakukan kudeta politik. []
Kader Golkar, Aceh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H