Mohon tunggu...
Risma Indah
Risma Indah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I'm a Guidance and Counseling student at the State University of Surabaya who has an interest in psychology, education, and social issues. Other than that, I'm also interested in literacy

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Ayah Bunda, Kenali Masalah Si Kecil yang Mulai Remaja, Yuk!

18 Desember 2022   08:51 Diperbarui: 21 Desember 2022   09:27 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemudahan akses internet hingga teknologi yang serba canggih membuat akses berbagai hal lebih mudah. Akses dalam maupun luar negeri pun terfasilitasi dengan baik. Hal tersebut memengaruhi pola pikir dan batasan toleransi akan sesuatu, apalagi masa remaja juga disebut dengan masa eksplorasi. Riset dari pakar seks juga spesialis Obstentri dan Ginekologi, Dian Nugraha, mengungkapkan data dari tahun ke tahun remaja melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat di berbagai wilayah di Indonesia.  Selain itu, dikutip dari penelitian yang berjudul PERGAULAN BEBAS DI KALANGAN PELAJAR (Studi Kasus di Desa Masaloka Kecamatan Kepulauan Masaloka Raya Kabupaten Bomabana)” pergaulan bebas lain yang sering ditemui adalah merokok, minum-minuman keras, hingga berpacaran. 

Sebagai orang tua, menjaga pergaulan remaja bukan perkara yang mudah karena kebanyakan remaja adalah menginginkan kebebasan untuk menjelajah banyak hal. Yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah menerapkan prinsip hidup dan tanggung jawab terhadap pilihan hidup yang dipilih, serta memberikan edukasi kepada anak tentang bagaimana pergaulan zaman sekarang. Dengan begitu, anak akan dapat berpikir maupun mengontrol diri.

Perundungan

Banyaknya kasus perundungan secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan korban. Alasan utamanya adalah ingin memperlihatkan seberapa berkuasanya mereka terhadap korban. Hal ini tentunya sejalan dengan jiwa berkobar remaja. Adanya keinginan untuk mendapat validasi juga menjadi pemicu remaja menjadi pelaku. Namun, bukan berarti remaja juga tidak bisa menjadi korban. Sebagai orang tua, sudah seharusnya kita membimbing anak untuk tidak menjadi korban bahkan pelaku perundungan karena hal tersebut juga akan memicu trauma, menurunnya perasaan berharga, hingga memilih mengisolasi diri dari dunia luar. Orang tua bisa mengajarkan untuk berani mengatakan “tidak” pada segala hal yang menurutnya salah. Selain itu, orang tua juga dapat membuat dirinya menjadi tempat bercerita untuk anak karena banyak korban perundungan tidak mau bercerita kepada orang tua atau orang dewasa karena ancaman dari pelaku dan rasa takut yang besar.

Semua orang tua memang ingin anak-anaknya tumbuh dengan tanpa masalah karena mereka sudah lebih dulu merasakan pahitnya kehidupan. Namun, proses pendewasaan anak dari kecil hingga dewasa tidak bisa dihindari. Sebagai orang tua kita bisa menjadi orang tua yang bijak, tegas, tetapi juga menjadi sahabat bagi anak agar anak merasa bahwa apapun yang akan terjadi nantinya, orang tua mereka tetap mau menerima bagaimanapun keadaannya. 

Ayah, Bunda, menjadi orang tua memang tidak ada sekolahnya, tetapi bukan berarti Ayah dan Bunda tidak bisa menjadi orang tua yang terbaik yang dimiliki anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun