Aku bertahan di sini untuk Bunda, anak-anak ini, dan nilai-nilai kehidupan yang diciptakan Tuhan untuk selalu saling berdampingan dengan makhluk lainnya.
Tulisan ini di kutip dari aplikasi iPusnas dengan judul "Antologi Cerpen Inspiratif: 15 Cerita Menggugah" pada tanggal 25/01/2025 pukul 16:29 WIB
Penulis: 15 Cerpenis Muda
Penerbit: Garuda Mas Sejahtera
Tahun Terbit: 2013
Halaman: 69
   Puisi ini sebagai penggambaran perasaan Safira, tokoh utama, setelah berpulangnya sang ibunda ke pangkuan Tuhan. Sebuah penyesalan yang mendalam karena telah membuat bunda-nya merasa kesepian.
   Tipografi pada puisi di atas membentuk sebuah lentera (pelita). "Pelita" merupakan penerang kegelapan, diartikan sebagai pemberi semangat yang bisa melenyapkan segala rasa takut dalam menjalani hidup. Kiasan ini ditujukan kepada sang ibunda.
   Namun, hidup tetap terus berjalan. Dunia tidak akan berhenti hanya karena satu orang pergi. Perjalanan hidup Safira masih panjang. Dia tidak boleh terpuruk dengan keadaan dan meninggalkan semua yang menjadi tanggung jawabnya.Â
   Mengajar di pesisir memberikan semangat baru kepada Safira untuk tetap melanjutkan hidup dengan bahagia. Mereka, anak-anak muridnya, kini menjadi "Pelita" baru yang akan menerangi jiwa Safira. Di atas tanah berpasir ini banyak nilai kehidupan yang ia dapatkan. Dan dari mereka lah dia belajar mencintai hal-hal kecil yang ada di sekitarnya juga selalu menghargai apa saja yang dia punya.
Pesan yang terkandung :
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!