Mohon tunggu...
Risma Ayu Baihaqi Putri
Risma Ayu Baihaqi Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka kucing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Mahasiswa Pasca Pandemi Menuju Era Society 5.0, Apakah Dampaknya Membawa Perkembangan atau Ketumbangan?

1 Oktober 2023   11:28 Diperbarui: 1 Oktober 2023   11:37 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Industri 4.0 telah menjadi sebuah revolusi besar dalam perkembangan kehidupan manusia. Teknologi digital telah mempengaruhi manusia dalam berbagai hal dari ekonomi, sosial, politik dan bahkan dalam kehidupan pribadi manusia itu sendiri. 

Industri 4.0 tidak berkembang dengan sendirinya melainkan dengan adanya masyarakat yang terus belajar dan berkembang, oleh karena hubungan industri 4.0 dan masyarakat adalah hubungan timbal balik yang harus terus dijaga dan dikembangkan. Jepang sebagai negara maju yang dikenal menemukan berbagai teknologi canggih telah memperkenalkan konsep Society 5.0 dimana masyarakat telah berkembang sampai di titik mampu memanfaatkan informasi untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Konsep society 5.0 menjadikan manusia sebagai sumber inovasi, dimana tidak hanya terbatas untuk faktor manufaktur/industri tetapi juga memecahkan masalah sosial dengan bantuan integrasi ruang fisik dan virtual (Nastiti & Abdu, 2020). Menurut Nusantara, T. (2020), salah satu ide dasar dari konsep ini yaitu diharapkan produk kecerdasan buatan akan mentransformasi big data dari produk transaksi internet pada segala bidang kehidupan menjadi suatu kearifan yang baru yaitu menciptakan harapan untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam membuka peluang-peluang baru bagi kemanusiaan. 

Society 5.0 muncul sebagai pengembangan dari revolusi industri 4.0 yang dinilai berpotensi mendegradasi peranan manusia itu sendiri. Dalam society 5.0, manusia akan menjadi pusatnya (human centered) dengan tetap berbasis teknologi (technology based). Munculnya society 5.0 dibutuhkan terobosan-terobosan yang paten dalam upaya menghadapi tantangan yang akan ditimbulkan society 5.0

Secara umum perkembangan Revolusi Industri 4.0 dan society 4.0 di Indonesia dapat dikatakan belum terimplementasi secara sempurna, Namun konsep tentang Society 5.0 sudah terlebih dahulu diperkenalkan oleh jepang kepada dunia. Society 5.0 sendiri merupakan sebuah konsep dimana pengembangan Internet of Things, Big data, dan Artifical Intelligence diorientasikan untuk kehidupan manusia yang lebih baik, berbeda dengan konsep di Revolusi industri 4.0 dimana teknologi yang dikembangkan berorientasi pada produktifitas proses bisnis. 

Adanya trend Society 5.0 menimbulkan dampak secara tidak langsung dimana Indonesia sebagai negara berkembang berhak untuk berperan secara aktif dalam mempersiapkan trend Society 5.0  kedepannya. Adanya society 5.0 menimbulkan tantangan tersendiri dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah dalam bidang pendidikan, termasuk dalam pembelajaran. Pembelajaran merupakan tahapan-tahapan kegiatan pendidik dan peserta didik dalam menyelenggarakan program pembelajaran. 

Tahapan-tahapan ini yaitu rencana kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok yang secara rinci memuat alokasi waktu, indikator pencapaian hasil belajar, dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran untuk setiap materi pokok mata pelajaran (Hanafy et al., 2014). Adanya revolusi industri 4.0 dan society 5.0 maka diperlukan suatu model pembelajaran baru yang inovatif yang mampu menjawab tantangan-tantangan revolusi 4.0 maupun society 5.0 itu sendiri. 

Memasuki era society 5.0 ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap orang, untuk mempersiapkan diri dalam persaingan yang semakin ketat.  

A. Leadership Leadership,

Seorang pemimpin era revolusi industry 5.0 harus memiliki kecepatan adopsi, dan kecepatan memutuskan segala sesuatu secara tepat. Adaptasi pemimpin di era 5.0 segala sesuatunya berubah dengan cepat. Dukungan komputerisasi dan internet menjadi kebutuhan mutlak yang harus dikuasai oleh pemimpin era digital.  Kegiatan pemimpin di kantor berkerja dengan komputer dan bekerja dengan big data serta terjun langsung. 

Manajerial pemimpin sangat terkait dengan kegiatan untuk melakukan evaluasi dan mengontrol tim bersama sama, feedback atau masukan perlu dilakukan secara konstan dan terintegrasi bukan hanya secara internal tetapi juga terhubung dengan pihak eksternal.  Karakteristik pemimpin era revolusi industri yaitu berani, mau menerima, mendorong, dan memotivasi tim untuk memberikan feedback terhadap kepemimpinannya demi kemajuan organisasi atau usaha. Selian itu pemimpin harus memiliki keterbukaan dan mengembangkan bakat bagi penerusnya (www.swa.co.id).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun