Nama : Annisa Dwi Nursanti
Nim : 233131042
Prodi : PIAUD 1B
UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA
Assalamu'alaikum wr. wb
.Disini saya akan membahas artikel tentang ujian iman. Banyak orang berpikir bahwa menyatakan diri sebagai orang beriman saja sudah cukup. Seolah-olah pengakuan iman tidak mempunyai akibat bagi orang yang melakukan dosa tersebut. Memang benar, pengakuan iman tetap harus ditunjukkan dalam bentuk sikap dan tindakan dalam menghadapi cobaan dan kesengsaraan.
Secara umum, Allah SWT menguji keimanan kaum muslimin itu dengan dua jenis ujian, sebagaimana dinamika dan ketentuan yang berlaku dalam kehidupan di dunia yaitu ujian kesenangan/keni'matan dan ujian kesusahan/kesengsaraan.
Dari Mush'ab bin Sa'ad, dari ayahnya, ia berkata: "Aku pernah bertanya: "Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat cobaannya ?". Beliau bersabda: "Para Nabi, kemudian orang yang di bawahnya, kemudian yang di bawahnya lagi. Seseorang akan diberi cobaan menurut kadar agamanya. Apabila agamanya kuat, akan mendapat cobaan yang berat. Dan jika agamanya tipis (lemah) akan diberi cobaan menurut kadar agamanya. Maka terus menerus cobaan menimpa pada hamba sehingga Allah membiarkannya ia berjalan di muka bumi dengan tidak mempunyai dosa". [HR. Tirmidzi juz 4, hal 28, no. 2509, ini hadits hasan shahih]
Sebagai seorang mukmin, tantangan akan datang silih berganti, ada yang datang dari umat Islam itu sendiri dan ada pula yang datang dari luar.
Dengan mengikuti ujian ini, seseorang akan mengetahui dengan jelas siapa mukmin sejati dan siapa munafik, siapa yang bersyukur dan siapa yang ingkar, siapa yang sabar dan siapa yang marah, siapa yang siap perang suci atau siapa yang melarikan diri. ranah jihad/pengecut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H