Mohon tunggu...
Risma
Risma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perspektif Teori Tindakan Sosial: Implementasi Pendidikan Berbasis Edutainment dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa

29 Desember 2021   10:04 Diperbarui: 29 Desember 2021   11:22 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh : Risma

Pendidikan dari masa ke masa selalu mengalami perubahan. Mengikuti perkembangan teknologi yang maju pesat, tentu membawa dampak segar bagi dunia pendidikan. Perkembangan yang terjadi di dunia pendidikan sejalan dengan perkembangan kemampuan manusia itu sendiri. Maka dari itu proses perkembangan pendidikan saat ini sudah mampu mengembangkan potensi, kemampuan, serta keahlian dari siswa sesuai dengan minat dan bakatnya dengan melihat kemampuan kognitif pada para siswa.

Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama ditujukan kepada ide-ide belajar. Dengan kata lain, kemampuan kognitif menentukan seberapa besar minat belajar siswa. Tingginya minat belajar siswa akan berpengaruh pada hasil belajar nya. Sedangkan hasil belajar siswa merupakan salah satu indikator keberhasilan seorang guru dalam mengajar. Untuk itu diperlukan suatu cara untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Guru harus bisa menciptakan kegiatan belajar yang nyaman sehingga siswa dapat menyerap materi yang diberikan dengan baik. Guru diharuskan dapat mencari model pembelajaran yang menyenangkan sekaligus menarik. Sebab, jika siswa sudah mengalami kebosanan maka akan sulit bagi mereka menyerap pelajaran. Model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa ialah metode edutainment yang mana metode ini memadukan aspek pendidikan dan hiburan. Metode ini dapat membantu siswa agar tidak mudah bosan dan jenuh saat pelajaran. Perasaan yang ditimbulkan dari metode ini ialah siswa merasa tenang dan menyenangkan sehingga otak mereka akan siap menyerap materi yang diberikan.

Metode Pembelajaran Berbasis Edutainment

Edutainment berasal dari kata education dan entertainment yang mana education berarti pendidikan dan entertainment berarti hiburan. Maka dapat disimpulkan bahwa edutainment adalah pendidikan yang menyenangkan. Menurut New World Encyclopedia dalam Hamid (2011:18) "edutainment berasal dari education dan entertainment yang berarti suatu hiburan yang didesain untuk mendidik dan menghibur". Menurut Hamruni (2015) konsep dasar dari edutainment ini yaitu berupaya agar pembelajaran yang terjadi berlangsung kondusif dan menyenangkan. Ada tiga alasan yang melandasi munculnya konsep edutainment menurut Fadillah (2014) :

  • Perasaan positif (senang/gembira). Perasaan senang akan mempercepat pembelajaran sedangkan perasaan seperti takut, sedih, terancam akan memperlambat belajar atau bahkan bisa menghentikannya. Maka dari itu diperlukan suasana kelas yang menyenangkan agar siswa lebih  mudah menyerap materi yang diberikan.
  • Jika mampu menggunakan potensi nalar dan emosi secara baik, maka akan membuat loncatan prestasi belajar yang tidak terduga sebelumnya.
  • Apabila setiap pembelajaran dapat dimotivasi dengan tepat dan diajar dengan cara yang benar, cara yang menghargai gaya belajar dan modalitas mereka, maka mereka semua akan dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

Dari paparan diatas, jelas sekali bahwa model pembelajaran edutainment ini sangatlah cocok untuk diterapkan di dalam kelas, terutama bagi para siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andrioza (2016) yang menyatakan bahwa proses pendidikan dengan menggunakan model edutainment ini juga dapat dilakukan dengan cara permainan (game), humor, bermain peran (role play), demonstrasi dan cara-cara lain yang dapat dikuasai oleh guru dan siswa.

Kemampuan Kognitif Siswa

Menurut Ahmad Susanto (2011:48) kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Kemampuan kognitif merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk berpikir. Jadi proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat. Husdarta dan Nurlan (2010:169) mengemukakan bahwa perkembangan kognitif adalah suatu proses yang terjadi terus menerus, namun hasilnya tidak berkelanjutan dari hasil-hasil yang telah dicapai sebelumnya. siswa akan melewati tahapan perkembangan kognitif atau periode perkembangan. Setiap periode perkembangan, siswa berusaha mencari keseimbangan antara struktur kognitifnya dengan pengalaman-pengalaman baru.

Dari paparan diatas faktor kemampuan kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan siswa dalam belajar karena sebagian besar aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah mengingat dan berpikir. Kemampuan kognitif dimaksudkan agar siswa mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya sehingga dengan pengetahuan yang didapatkan siswa tersebut dapat melangsungkan hidupnya.

Penerapan Pendidikan Berbasis Edutainment Dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Dilihat dari Perspektif Tindakan Sosial Weber

Menurut Weber (dalam Kamanto 2004:12) tidak semua tindakan manusia dapat digolongkan menjadi tindakan sosial. Suatu tindakan hanya dapat disebut sebagai tindakan sosial apabila tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain dan berorientasi pada perilaku orang lain. Menurut Weber, suatu tindakan ialah perilaku manusia yang mempunyai makna subjektif bagi pelakunya. Penerapan pendidikan berbasis edutainment dengan maksud meningkatkan kemampuan kognitif siswa merupakan tindakan sosial, karena dipengaruhi oleh perilaku orang lain yang dalam konteks ini ialah guru dan memiliki makna subjektif bagi para guru sendiri. Makna subjektifnya ialah kemampuan kognitif berkaitan dengan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan guru dalam mengajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun