Semenjak merebaknya virus covid di Indonesia pada awal tahun 2020 proses pembelajaran kini dilaksanakan  secara daring atau dalam jaringan, dalam pelaksanaannya peserta didik, guru dan sekolah menghadapi berbagai kendala diantaranya yaitu ketidak sediaan gadget yang dapat digunakan dalam pembelajaran daring, jaringan internet, bahkan hingga kurang terampilnya guru, siswa dan sekolah dalam penggunaan teknologi,Â
Selain itu kendala yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran daring diantaranya adalah jam pembelajaran yang tidak rasional, sulitnya meningkatkan motivasi belajar siswa, hingga kesulitan dalam menyampaikan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia membuat sebuah program dimana program tersebut bertujuan untuk membantu sekolah dalam melaksanakan layanan pendidikan di tengah pandemi covid 19, program tersebut dikenal dengan kampus mengajar.Â
Kampus mengajar merupakan  program di mana mahasiswa diajak untuk berkontribusi dan mengabdi guna membantu proses pelayanan pendidikan di tengah pandemi covid 19. Adapun program utama yang dijalankan dalam pelaksanaan kegiatan kampus mengajar yaitu bahasa siswa membantu proses pembelajaran di sekolah dua mahasiswa membantu guru dan sekolah dalam melaksanakan adaptasi teknologi di bidang pembelajaran 3 mahasiswa membantu guru dan sekolah dalam hal administrasi.
SDN Margaasih merupakan salah satu sekolah yang menjadi tempat pengabdi mahasiswa kampus mengajar 1, Sekolah ini terletak di Jl. Rancamalang, Margaasih, Kec. Margaasih, kab. Bandung, Jawa Barat. kegiatan kampus mengajar di SDN Margaasih dilaksanakan dari tanggal 29 Maret-22 Juni 2021.Â
Berdasarkan analisis situasi problematika yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran daring yaitu ketidak optimalan dalam menggunakan teknologi untuk digunakan dalam pembelajaran, hal tersebut terlihat dari hampir semua guru di SDN Margaasih hanya menggunakan 2 platform untuk melakukan pembelajaran yaitu menggunakan WhatsApp dan menggunakan Google classroom, namun kebanyakan diantara guru tersebut hanya menggunakan WhatsApp saja sebagai media komunikasi dan pembelajaran.Â
Adapun alasan penggunaan WhatsApp sebagai media pembelajaran diantaranya WhatsApp merupakan aplikasi yang hampir semua dimiliki semua murid di SDN Margaasih, penggunaan WhatsApp dinilai sangat mudah dan simple, WhatsApp merupakan aplikasi yang multifungsi karena dapat digunakan sebagai media komunikasi dan media pembelajaran. Penggunaan WhatsApp sebagai media pembelajaran yaitu sebagai tempat untuk guru memberikan materi pembelajaran baik berupa rekaman suara, video, foto dan file PDF, serta pemberian tugas.Â
Selain itu Whatsapp juga digunakan sebagai tempat untuk siswa melakukan presensi hingga mengumpulkan tugas. Namun penggunaan WhatsApp ini dinilai tidak efektif karena Guru tidak bisa melihat keaktifan siswa, dan siswa tidak mendapatkan pembelajaran secara langsung. Padahal banyak sekali media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru agar pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga dapat menemukan motivasi belajar peserta didik.
Oleh sebab itu tim kampus mengajar 1 yang terdiri dari 8 mahasiswa dari berbagai universitas di bandung seperti UPI, UNISBA, UNLA dan UNPAS yang mengabdi di SDN Margaasih membuat suatu program yang disebut dengan Margaasih pintar teknologi. Dalam program ini mahasiswa memberikan pengenalan mengenai platform website atau aplikasi yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Adapun platform, website yang dikenalkan kepada guru yaitu diantaranya penggunaan Zoom, penggunaan PowToon, penggunaan quizizz hingga gamifikasi sederhana.Â
Setelah melakukan pengenalan dan uji coba pembuatan masing-masing media pembelajaran tersebut guru dan peserta mahasiswa mencoba mengaplikasikannya dalam pembelajaran daring, Namun sayang pengaplikasian teknologi pembelajaran ini tidak berjalan secara maksimal Hal ini dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh peserta didik, banyak peserta didik yang tidak memiliki gadget sendiri serta tidak Tersedianya kuota internet menjadi kendala yang banyak dihadapi oleh peserta didik, sehingga kegiatan adaptasi teknologi dan penggunaan teknologi dalam pembelajaran menjadi kendala dan solusi dalam pembelajaran daring.
Adaptasi teknologi menjadi kedala sekaligus solusi dari pembelajaran daring,sebagaimana yang terjadi di SDN Margaasih guru sudah siap dalam mengaplikasikan teknologi pembelajaran namun kondisi peserta didik tidak memungkinkan sehingga adaptasi teknologi pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik.Â
Begitupun sebaliknya siswa telah memiliki sarana dan prasarana untuk menunjang nya dalam pembelajaran daring tetapi guru belum Mahir dalam mengaplikasikan teknologi dalam pembelajaran. Hal ini menjadi indikasi bahwasannya penggunaan teknologi dalam pembelajaran khususnya di tingkat sekolah dasar masih perlu ditingkatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H