Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) di Era Bapak Jokowi
     Kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme di indonesia adalah permasalahan yang sangat banyak terjadi terutama adalah kasus korupsi, tidak sedikit para penjabat dan para pemegang perusahaan dengan kuasa tertinggi banyak yang melakukan tindakan KKN ini terutama korupsi.  meskipun begitu para pelaku KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) tidak ada rasa jera sama sekali,  selain itu banyak sekali para pelaku korupsi menganggap enteng tindakan kkn ini dikarenakan lemahnya penegakan hukum di indonesia dan kurangnya pengawasan. Selain itu gaya hidup dan sifat serakah, tamak dan rakus juga memengaruhi. Mari kita bahas perbedaan KKN ,akar masalah kkn di era presiden jokowi , dampak KKN yangberkelanjutan, peran pemerintah dalam pemberantasan KKN,
- Perbedaan KKNÂ
- Korupsi
- Â Â Â Â Â Korupsi adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh para pemilik kekuasaan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi , kelompok, atau golongan. Perilaku korupsi juga melanggar hukum atau menyimpang dari standar moral. Dalam artian melanggar hukum atau menyimpang dari norma moral Terjadi atau dilakukan dilakukan di badan pemerintahan atau administratif .Praktik tersebut telah menjadi masalah yang sangat serius , menghambat pembangunan dan merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah. Tindakan-tindakan yang termasuk korupsi adalah pemerasan, penipuan, penggelapan/pencurian, penyuapan, favoritisme.
- Kolusi
-      Kolusi adalah suatu tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan atas persekutuan dua orang atau lebih demi mendapatkan kepentingan kelompok maupun golongan. Ada yang mengatakan bahwa kolusi dan korupsi ibarat teman akrab, dengan artian  tiap ada kolusi pasti ada korupsi. ciri-ciri kolusi adalah perbuatannya dilakukan secara tertutup,  Melibatkan adanya perantara, egoisme hanya mementngkan dirinya sendiri tanpa melihat kerugian pada pihak-pihak lain, adanya kerjasama pada orang-orang yang memiliki keuasaan dan keterlibatan.
- Nepotisme
-      Sama halnya dengan korupsi dan kolusi, nepotisme juga merupakan suatu  tindakan yang melanggar hukum demi kepentingan orang-orang terdekatnya seperti teman. Keluarga maupun kerabatnya. Hal ini merupakan tindakan yang melanggar hukum karena orang yang mempunyai kekuasaan dapat semena-mena memberikan sebuah kesempatan untuk orang-orang terdekatnya meskipun orang-orang itu tidak mempunyai kemampuan yang mumpuni. Dan mengahalangi kesempatan orang lain yang bisa jadi memiliki kemampuan yang lebih tinggi. Nepotisme bisa terjadi dimana pun di tempat kerja maupun di pemerintah
Â
Â
- Akar Masalah Kkn Di Era Presiden JokowiÂ
- Budaya dan sosial
- Â Â Â Â Â Â Sosial dan budaya menjadi faktor penyebab KKN(korupsi, kolusi, nepotisme) karena terkadang masyarakat cenderung melihat dan menghargai seseorang tergantung kekayaan yang dimilikinya. dengan begitu banyak orang yang ingin diakui dan dihargai dengan cara yang tidak etis, dengan sekedar ingin terlihat kaya mereka melakukan KKN(korupsi, kolusi, nepotisme) untuk mendapatkan kekayaan
- Lemahnya penegakan hukum di Indonesia
- Â Â Â Â Â Hukum yang lemah menyebabkan para pelaku KKN(korupsi, kolusi, nepotisme) menganggap enteng tindakan ini. Karea tiap hukuman yang diberikan dapat ditawar dengan suap dan janji-janji. Hukum yang seharusnya menjadi pemberantas kejahatan tetapi kini menjadi tempat melakukan pelanggaran itu sendiri.
- Rendahnya moral
- Â Â Â Â Â Lemahnya moral menyebabkan seseorang gampang goyah dengan pendiriannya sendiri. Seperti kurangnya kejujuran, keterbukaan, keimanan dan lain-lain menyebabkan seseorang gampang terpengaruh dari pihak- pihak luar sperti dari atasan maupun bawahan dapat juga dari pihak-pihak luar yang memiliki kepentingan dan menawarkan keuntungan.
- Keadaan ekonomi
- Â Â Â Â Â Keadaan ekonomi seseorang juga dapat menjadi penyebab KKN(korupsi, kolusi, nepotisme) dimana apabila keadaan ekonomi seorang itu rendah maka akan mendorong dia untuk melakukan korupsi pada hal-hal terntu terutama apabila terjadi keaadan yang mendesak sedangkan mereka hanya mendapatkan gaji yang pas-pasan.
- Sifat komsumtif dan
- Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Gaya hidup komsumtif menyebabkan KKN(korupsi, kolusi, nepotisme) karena gaya hidup komumtif yang mereka lakukan tidak berbanding lurus dengan pendapatan mereka.
- Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
- keserakahan
-      sifat keserakahanmemengaruhi  mereka tidakuntuk berbuat KKN(korupsi, kolusi, nepotisme)  karena orang yang serakah mereka tidak akan pernah cukup dengan hal yang mereka miliki. Meskipun mereka memiliki banyak harta mereka akan terus merasa kurang karena mereka ingin memiliki segalanya.Mereka akan menghalkan segala cara untuk memenuhi  hasrat itu.
    Â
- Dampak KKN yang berkelanjutan
- Meningkatnya angka kemiskinan
- Â Â Â Â Â KKN(korupsi, kolusi, nepotisme) dapat menyebabkan angka kemiskinan semakin meningkat . karena dana negara yang seharusnya diperuntukkan untuk membantu masyarakat-masyarakat kurang mampu justru malah diambil oleh para penguasa dan para penyalur. Dengan begitu para masyarakat yang kurang mampu akan semakin menderita karen hak mereka untuk mendapat bantuan malah diambil dan digunakan untuk kepentingan pribadi para penguasa.
- Memperlambat pembangunan
- Â Â Â Â Â KKN(korupsi, kolusi, nepotisme) dapat menyebabkan lambatnya pembangunan sarana dan prasarana negara karena dana yang sehrusnya digunakan untuk membagun sebuah sarana dan prasarana negara untuk masyarakat jutru malah diambil oleh penanggung jawabnya. Hal ini menyebabkan terhambatnya pembangunan sarana dan prasarana dan membuat pembangunan di suatu negara tidak merata.
- Kerugian negara
- Â Â Â Â Â KKN(korupsi, kolusi, nepotisme) dapat menyebabkan kerugian negara karena para pelaku KKN(korupsi, kolusi, nepotisme) tidak mungkin bertanggung jawab penuh atas apa yang telah mereka ambil. Tentunya negara lah yang akan menanggung kerugian atas tindakan KKN(korupsi, kolusi, nepotisme) oleh para oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab itu.
- Kerugian lingkungan
- Â Â Â Â Â KKN(korupsi, kolusi, nepotisme) dapat menyebabkan kerugian ingkungan karena atas keserakahan mereka mereka rela merusak lingkungan dengan ilegal. Setelah mereka tertanggkap mereka tidak mungkin menggembalikan lingkungan yang telah mereka rusak. Hal ini menyebabkan kerygian lingkungan yang banyak.
- Rusaknya moral
- KKN(korupsi, kolusi, nepotisme) bisa menyebabkan semakin rusaknya moral suatu negara karena apabila KKN(korupsi, kolusi, nepotisme) sudah mendarah daging dalam budaya suau negara hal itu akan membuat para warga semakin banyak yang melakukannya karena hal itu sudah dianggap bisasa dan sudah dianggap sebagai hal yang wajar dilakukan    Â
- Peran Pemerintah Dalam Pemberantasan KKN
- Adanya UU
- Â Â Â Undang-Undang (UU) yang mengatur tentang korupsi, kolusi, dan nepotisme adalah UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
Lembaga
- Berdirinya lembaga KPK mencerminkan bahwa negara indonesia sudah mulai berkomitmen untuk memberantas KKN(korupsi, kolusi, nepotisme), meskipun belum seluruhnya terjangkau tetapii setidaknya sudah ada usaha dan hasil untuk memberantas KKN(korupsi, kolusi, nepotisme).
 - Indonesia Tanpa KKN
- Berdirinya lembaga KPK mencerminkan bahwa negara indonesia sudah mulai berkomitmen untuk memberantas KKN(korupsi, kolusi, nepotisme), meskipun belum seluruhnya terjangkau tetapii setidaknya sudah ada usaha dan hasil untuk memberantas KKN(korupsi, kolusi, nepotisme).
     Indonesia tanpa KKN(korupsi, kolusi, nepotisme) tentunya menjadi negara yang damai dan sejahtera. Bayangin saja dalam beberapa dekade terakhir indonesia megalami kerugian yang sangat besar sekali dan kerugian terebut disebabkan terutama dari korupsi. mulai dari kerugian negara, moral, dan lingkungan meneyabakan kondisi indonesia menjai memprihatinkan.
     Tetapi pada masa presiden kita yang baru yaitu presiden prabo subianto mulai menunjukkan komitmen yang sangat kuat dalam pemberantasan KKN(korupsi, kolusi, nepotisme) seperti pemilihan para mentr yang sangan selektif dan pelatihan-pelatihan mentri langsung.
Â
Daftar Pustaka
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!