Mohon tunggu...
Risma Indah L
Risma Indah L Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan penikmat hobi

Menulis mencoba menginspirasi Mendidik mencoba memberdayakan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pesan Natal, dari Tersingkir hingga Sukacita Semua Orang

24 Desember 2019   06:26 Diperbarui: 24 Desember 2019   10:12 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: kelahiran Yesus (sumber: pixabay.com)

Merayakan hari raya keagamaan adalah sukacita bagi setiap umat apapun agamanya. 

Hari raya keagamaan boleh menjadi titik tolak bagi refleksi diri sekaligus evaluasi terhadap segala tindakan yang telah dilakukan dalam keseharian

Hari raya keagamaan juga menjafi momen yang ditunggu-tunggu untuk berkumpul dengan keluarga dan pulang ke kampung halaman. 

Di banyak tempat di negara kita semua pihak seolah turut serta terlibat dalam pelaksanaan hari raya keagamaan apapun itu. Mulai dari persiapan tempat, pengamanan, dan pengaturan lalu lintas. Seolah-olah hari spesial ini menjadi hajatan bagi semua orang tak terkecuali.  

Menjelang perayaan Natal dan malam Natal, kami dan keluarga juga mengalami kegembiraan yang sama. Gereja-gereja sudah berhias. Tenda-tenda dan kursi tambahan sudah tersedia untuk menyambut umat yang pastinya membludak. 

Aroma kue natal dan masakan istimewa tersaji di tiap rumah yang hangat. Pintu-pintu rumah terbuka lebar menyambut para perantau yang pulang. 

Beranjak dari situasi hingar bingar dan penuh perayaan, Natal sejatinya dimulai dari suatu sudut kota kecil nan sepi. 

Sama sekali terlepas dari keramaian. Sebaliknya hanya ada kesunyian malam . Tak ada yang diperhitungkan di sana. Kecuali kelemahan, situasi serba minim, dan ketidakberdayaan.

Kalau boleh saya menyapa, banyak saudara yang mungkin merayakan Natal dalam suasana penuh keterbatasan atau bahkan kecemasan.

Berkat kemajuan teknologi informasi kita mudah mengetahui beberapa peristiwa, bahwa ada banyak orang di sebagian tempat di negara kita yang dibatasi dalam melaksanakan ibadat Natal.

Misalnya saja karena terbentur aturan daerah yang melarang merayakan Natal di kawasan tertentu. Sehingga umat harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk sekedar bisa mengikuti ibadat perayaan Natal secara meriah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun