Tangisku Tangis Riau(ku)
Oleh :Risky Veroza
Riau saat ini merupakan salah satu provinsi terkaya di Indonesia, dan sumber dayanya didominasi oleh sumber alam, terutama minyak bumi, gas alam, karet, kelapa sawit dan perkebunan serat. Tetapi, penebangan hutan yang merajalela telah mengurangi luas hutan secara signifikan, dari 78% pada 1982 menjadi hanya 33% pada 2005. Rata-rata 160,000 hektar hutan habis ditebang setiap tahun, meninggalkan 22%, atau 2,45 juta hektar pada tahun 2009. Deforestasi dengan tujuan pembukaan kebun-kebun kelapa sawit dan produksi kertas telah menyebabkan kabut asap yang sangat mengganggu di provinsi ini selama bertahun-tahun, dan menjalar ke negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Dan sekarang menjadi masalah besar bagi kita adalah bagaimana Riau dalam masa selanjutnya? Menghirup udara di tengah kabut asap akibat kebakaran hutan rupanya dapat berdampak serius bagi balita dan ibu hamil. Polusi udara dapat mengancam balita atau janin menjadi idiot. Sampai saat ini Provinsi Riau memperpanjang masa tanggap darurat atau Keadaan Luar Biasa (KLB) kebakaran hutan dan lahan di Riau selama 14 hari. Masa itu akan ditambah lagi bila kebakaran hutan belum terkendali. Kebakaran sudah terjadi selama sebulan terakhir ini.
Jangka pendek kena ISPA, sedangkan jangka panjang menyerang jaringan otak dan mengganggu pertumbuhan anak dan bayi. Bencana asap akibat pembakaran hutan di Riau secara internal akan mengganggu anak bangsa, secara eksternal juga mengganggu harkat martabat dan harga diri bangsa di dunia international. Apa lagi kalau kemudian bencana asap di Riau sampai ke negara tetangga, pastilah dunia international terutama Asia Tenggara akan bereaksi keras.PKB secara lembaga, dan kami secara pribadi sudah menegur keras pemerintah yang belum melaksanakan upaya penanggulangan secara serius. Menjelang penutupan masa sidang kami melakukan interupsi di sidang paripurna DPR.
Dan atas interupsi tersebut DPR sudah melayangkan Surat ke president agar memperhatikan Serta bertindak segera karena bencana ASAP di Riau sangat mengkhawatirkan. Secara kepartaian, PKB mendesak pemerintah untuk melaksanakan tanggap darurat dengan mengerahkan semua peralatan untuk memadamkan api, baik melalui alat pemadam darat maupun melalui udara. Segera memerintahkan lembaga-lembaga teknologi untuk membuat hujan buatan.
Belum banyak yang pemerintah lakukan atas insiden yang terjadi ini, apalagi diimbangi dengan gemparnya pemilu yang semakin dekat. Tertutupnya kasus ini menyebabkan penderitaan yang tak berujung bagi masyarakat riau, serta tambah banyak kerugian Negara yang dihasilkan berdasarkan dampak yang dihadapi akibat peristiwa ini. Asap yang ditimbulkan sampai ke daerah Pagar alam(sumatera Selatan) yang akan mengganggu aktivitas warga disekitar sana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H