Genderang perang Pilkada Gubernur sudah ditabuh, Seluruh calon siap adu strategi demi merebut hati warga Jakarta. Fenomena yang sudah umum dirasakan sebagian besar warga Jakarta, apalagi kompetisi ini diikuti kembali oleh pemenang PilGub 5 tahun lalu, Siapalagi kalau bukan Fauzi Bowo (Foke), yang berpasangan dengan Nachrowi Ramli, seorang tokoh betawi. Sebagai Incumbent,tentunya Foke punya credit point tersendiri, Mengerti seluk beluk Jakarta, dan efektifitas kampanye itu sendiri. Program- program menjadi andalan dengan tajuk "serahkan pada yang ngerti Jakarta". Ditambah dengan para pesaingnya yang datang dari luar Jakarta, yang notabene tidak mengenal Jakarta sebaik Foke,tokoh-tokoh seperti Joko Widodo (Jokowi) dan Alex Noerdin,yang masing-masing berpasangan dengan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) dan Nono Sampono, siap menghadang laju Foke.Ditambah lagi dengan Hidayat Nur Wahid- Didik J Rachbiniyang diusung Partai Keadilan Sejahtera dan calon independen Faisal Basri- Biem Benyamin.
Jokowi sendiri mulai dikenal masyarakat lewat mobil Esemka produksi anak-anak SMK di Surakarta. Namun nyatanya, Banyak hal yang harus dikhawatirkan Foke dari pesaingnya ini. Keberhasilan memindahkan PKL,dan memperbaiki sistem birokrasi yang penuh pungli serta meningkatkan pendapatan dari pasar tradisonal, adalah beberapa diantara segudang prestasinya. Relokasi PKL yang sebelumnya memakan ruang terbuka hijau menimbulkan decak kagum sampai ke mancanegara. Bagaimana mungkin melakukan sesuatu yang tak pernah bisa dilakukan walikota-walikota sebelumnya ? Renovasi Pasar Tradisional yang sebelumnya kumuh, menjadi bersih dan higienis , sehingga menarik minat para pengunjung. Didampingi Ahok yang mantan Bupati, yang kurang lebih hampir sama dengan Jokowi : Bersih,Muda,Enerjik,dicintai rakyat. Yang menurut berbagai Lembagai survey, merupakan pesaing berat Incumbent Fauzi Bowo.
Sementara Alex Noerdin datang dari Sumatera Selatan. Keberhasilan menjadi tuan rumah Seagames menjadi "jualan" utama, selain citra Alex yang santun dan kharismatik ,dan program-program selama di Sumsel, menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemilih.Hidayat Nur Wahid dari PKS merupakan wajah lama yang sudah menjadi ikon dari PKS, bersama dengan Didik J Rachbini , seorang akademisi, dan pengamat ekonomi, bermodalkan suara tinggi di pemilu kemarin, mereka yakin bisa menggusur Foke. Dan yang terakhir , dua Calon independen, Faisal-Biem dan Hendardji-Ahmad Riza Patria, mengandalkan suara non partai , yang diharapkan bisa menggusur dominasi partai yang berdampak buruk pada kebijakan-kebijakan yang dibuat.Dengan isu "berdaya bareng-bareng", Faisal Basri menarik minat pemilih dengan citra bersih dari kepentingan partai politik.
Begitulah, salah satu dari orang-orang itu akan menentukan wajah Jakarta 5 tahun yang akan datang. Secara pribadi dan subjektif , Jakarta Baru ala Jokowi dan Ahok lebih menarik buat saya. Buat anda, silahkan tentukan pilihan anda sendiri. Untuk Jakarta yang lebih baik>
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H