Mohon tunggu...
Muhammad Risky Hamzar
Muhammad Risky Hamzar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Indonesia, Anak Bapak dan Ibu, Putra Ibu pertiwi ,benci kesewenang-wenangan!

Selanjutnya

Tutup

Politik

SBY-Wiranto, Dejavu Politik Dua Jenderal

3 Maret 2012   19:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:32 2006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1330803223310617189

Kasus yang mendera Partai Demokrat akhir-akhir ini, menurut Ramadhan Pohan merupakan suatu skenario penjatuhan SBY. Dia menuding Wiranto dan Akbar Faizal, serta kader Hanura berperan dalam tenggelamnya Kapal politik Demokrat. Politis Demokrat ini bahkan menuding Wiranto hendak menurunkan SBY sebelum habis masa jabatan. Dengan kudeta atau coup. Ia juga menuding, kasus Nazaruddin merupakan rekayasa menjatuhkan SBY dan Partai Demokrat Ramadhan Pohan Berkata : "Elza itu orang Hanura, kemungkinan besar ada kepentingan politik, karena mungkin Wiranto masih sakit hati karena kalah dua kali dengan SBY," . Dibalik semua kontroversi yang muncul. Kejadian ini memunculkan ingatan lama tentang pertarungan dua jilid antara Wiranto dengan SBY. Ketika SBY memenangkan PEMILU pertamanya, Wiranto yang kala itu melalui Partai GOLKAR bergandengan dengan K.H Shalahuddin Wahid, kalah dari SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla. Pun demikian dengan PEMILU berikutnya. Wiranto menjadi calon wakil Presiden, berpasangan dengan JK, lagi-lagi kalah dari SBY dengan Boediono. Persaingan politik dua Jenderal ini memang kental terasa. Wiranto mungkin merupakan orang militer yang paling vokal mengkritik kepemimpinan SBY. Banyak pihak mengatakan bahwa Wiranto lebih matang dalam menghadapi SBY ketimbang Prabowo . Apalagi kadernya yang bernama Akbar Faizal, merupakan mantan kader Demokrat, dan sekaligus yang paling vokal dalam mengusut kasus-kasus korupsi yang melibatkan Partai Penguasa. Terlepas dari perseteruan ini. Publik perlu me-refresh lagi ingatan tentang kelakuan dua Jenderal ini. Jendral (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam kapasitasnya sebagai Kepala Staf Kodam Jaya, ia bertanggung jawab atas peristiwa berdarah penyerangan kantor PDI di jalan Diponegoro, Jakarta, pada tanggal 27 Juli 1996 yang menewaskan dan menghilangkan ratusan orang. Sebagai Kasdam, sulit dipercaya apabila tidak mengetahui perencanaan penyerbuan kantor PDI, 8 tahun lalu. Selain pernah menjadi ajudan Soeharto, SBY adalah orang berada diseberang gerakan mahasiswa 1998, bahkan mencoba menghentikan laju gerakan mahasiswa yang menuntut Soeharto mundur. Dalam kapasitasnya sebagai Menkopolkam, Yudhoyono juga bertanggung jawab atas darurat militer di Aceh yang mengakibatkan jatuhnya korban masyarakat sipil.Sikap SBY yang sempat membuat geram Wiranto adalah ketika ia memuji otobiografi Letjen (pur) Sintong Panjaitan, yang membuka aib Wiranto pada pra reformasi. Sedangkan Jendral (Purn) Wiranto harus bertanggung jawab atas sejumlah pelanggaran berat hak asasi manusia, antara lain penculikan, penembakan mahasiswa ; Trisaksti, Semanggi I dan II, kasus Kerusuhan Mei 1998, serta Pembumihangusan di Timor Timur paska jajak pendapat 1999. Semua Komisi Penyelidik yang dibentuk Komnas HAM merekomendasikan agar Jendral (Purn) Wiranto untuk dmintai keterangan dan pertnaggungjawabannya. Labih jauh lagi, Jendral (Purn) Wiranto juga telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Jaksa Penuntut Umum Dili Timor Timur, untuk dikemudian masuk kedalam daftar, orang yang harus ditangkap karena kejahatan kemanusiaan. Entah siapa yang lebih busuk. Yang jelas ,perseteruan mereka, membuka kembali ingatan tentang luka yang ditorehkan dalam sejarah Indonesia. Publik harus cerdas dalam menentukan pilihannya. Perang dua jenderal ini ,sadar tidak sadar telah terjadi.siapa yang memainkan strategi yang lebih baik. Dia lah yang menang. Tapi jika masyarakat tidak gampang lupa, tentunya ada calon-calon Presiden lain yang punya catatan bersih dan baik. Walaupun dari kalangan sipil, karena ternyata pemimpin militer pun masih tidak tegas. Jayalah Indonesia ! referensi dari segala sumber.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun