Mohon tunggu...
Muhammad Risky Hamzar
Muhammad Risky Hamzar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Indonesia, Anak Bapak dan Ibu, Putra Ibu pertiwi ,benci kesewenang-wenangan!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak "Lagu Cengeng" pada Generasi Muda

27 Februari 2012   04:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:56 2066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Anda pernah dengar lirik lagu ini,

"bertahan satu cinta,bertahan satu c.i.n.t.a"


Industri musik Indonesia menunjukkan perkembangan yang menarik belakangan ini, menjamurnya grup musik dari berbagai aliran, meramaikan dunia musik kita. Mulai dari lagu-lagu sederhana yang mudah diingat ,hingga lagu dengan tingkat kerumitan yang tinggi. Semua ada, semua mendapatkan apresiasi pada porsinya. Kita tentu masih ingat kebijakan zaman Orba yang melarang "lagu cengeng" didengungkan. Tentunya sangat berbeda dengan kondisi dewasa ini, dimana semua orang bisa membuat dan menciptakan lagu semaunya. mulai dari kunci lagu "C Am D G" milik band Kuburan, sampai lirik lagu di atas. Semua bebas berekspresi.

Salah satu genre yang digandrungi tentunya lagu cinta, atau lebih tepatnya lagu cengeng. Dari anak SD sampai Kakek-kakek menggemari genre ini. Untuk orang dewasa mungkin lagu ini cocok, karena kebanyakan dibuat berdasarkan pengalaman si penulis lagu, yang sepemikiran dengan orang dewasa. Tapi apa lagu ini cocok didengarkan anak-anak yang belum dewasa.? Dulu, kita punya lagu anak-anak yang khusus buat anak-anak,dan bintang cilik seperti Joshua,Sherina,dan lain lain. Tetapi kini, anak kecil pun sudah bisa bernyanyi "Haruskah ku mati karenamu". atau lagu bang toyib dan sebagainya, yang sebenarnya tidak berdampak baik terhadap perkembangan psikologis anak-anak.

Lalu apakah lagu cengeng bagus untuk generasi muda? Ada yang bilang baik,ada juga tidak. Saya memilih untuk mengatakan bahwa musik adalah ekspresi emosional dari seseorang. Tetapi ketika ekspresi itu dikomersialkan. Maka tak ada nilai di dalamnya. Industri musik yang cenderung mengikuti selera konsumen. Menyebabkan para penulis lagu, terpaksa "memiskinkan ekspresinya" dan cenderung mengikuti maunya pasar. Lahirlah generasi galau,dan putus asa. Akibat dari munculnya lagu-lagu melow dan cengeng.

Disadari atau tidak, Lagu berpengaruh terhadap kepribadian kita. Jika dulu para pejuang menambah semangat dengan lagu . Mungkin kita bisa bilang anak muda sekarang menggalaukan hatinya dengan lagu cengeng. Bukan berarti tak mendukung industri musik kita. Hanya saja, perlu ada perbaikan dan masukan untuk menjadi industri yang sehat. Banyaknya angka bunuh diri dan perbuatan negatif lain, sedikit banyak berasal dari lagu-lagu cengeng. Kata-kata yang ekstrem dan cenderung berlebihan, bisa memberikan pengaruh yang besar terhadap kepribadian generasi muda kita.

Maka masihkah kita mau ber"cengeng-cengeng" ria dengan lagu-lagu cengeng. ?
Tentunya anda bisa memilih. Ekspresi musik itu tidak terbatas, dan sebenarnya tak boleh dibatasi . Hanya akan memiskinkan ekspresi bermusik dan para pendengarnya. Seperti kata Bung Rhoma "dimana-mana diatas dunia, banyak orang bermain musik" . Artinya musik adalah bahasa universal yang tak boleh dibatasi ,hanya dengan alasan komersil

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun