Mohon tunggu...
Muhammad Risky Hamzar
Muhammad Risky Hamzar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Indonesia, Anak Bapak dan Ibu, Putra Ibu pertiwi ,benci kesewenang-wenangan!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wartawan Mengilik SBY Mengelak

14 Februari 2012   03:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:41 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah babak baru pencitraan Pak BeYe, semalam beliau mengadakan acara "Wartawan bertanya SBY menjawab", sebuah pertaruhan memang, buat citra Pak BeYe selama ini. Sebenarnya acara ini tujuan konkritnya adalah membangun citra SBY di mata publik. Buktinya dia lancar menjawab semua pertanyaan wartawan. Buat anda yang menonton semalam tentu saja sangat kecewa. Pasalnya kita seakan akan melihat sinetron-atau lebih kasarnya dagelan-.Bagaimana tidak , sebelum wawancara ternyata Pak Beye meminta wartawan untuk menyerahkan daftar pertanyaan kepada staff presiden, Jadilah jawaban tanpa cela bisa dilancarkan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ini. Adalah satu ironi jika usaha pencitraan yang dilakukan, malah jdai bumerang buatnya.

Kehilangan Wibawa

Kejadian wawancara semalam tentunya membedah opini publik tentang SBY. gaya bicara yang santun dan halus ternyata di REKAYASA, sekali lagi DIREKAYASA, itu bukanlah SBY yang sebenarnya, karena semua ini tentang pencitraan.ulangi lagi PENCITRAAN. Wibawa dan kesantunan SBY hanyalah omong kosong yang diskenariokan. Peristiwa semalam menunjukkan bahwa setinggi-tingginya bangau terbang,akhirnya jatuh ke got juga. Wibawa Pak SBY sudah hilang terbawa arus hiruk pikuk politik, dan Ia memilih menelanjangi kewibawaannya demi sebuah CITRA!

Tidak Peka kepada permasalahan rakyat

Semalam beliau juga menjawab pertanyaan tentang pesawat,kasus wisma atlet, century, dan pemilu Aceh. Dan yang membuat saya kecewa adalah , SBY menempatkan dirinya bukan sebagai bagian dari rakyat .Seakan akan dia adalah malaikat yang datang dari langit dan tak tahu menahu rasanya jadi rakyat. Wawancara tadi malam seharusnya bukan jadi ajang membela diri Pak Jenderal, tapi seharusnya menjadi pengakuan ketidakbecusan menangani permasalahan rakyat

Mengambil kawan yang salah

Mungkin beliau menganggap bahwa dengan merangkul wartawan maka pencitraannya di masyarakat akan baik. Tentunya akan baik jika cara dan metode yang digunakan tidak timpang. Wartawan seakan jadi "anak baik" di istana hanya karena permintaan dari staff Presiden untuk menyerahkan pertanyaan. Langkah ini semakin menenggelamkan citra SBY di mata pers. Bukankah seharusnya acara tadi malam menjadi dialog, bukan talk show yang diskenariokan?

Saya tidak benci SBY, hanya benci pada sikap pemerintahannya, yang tidak pro terhadap rakyat kecil. berhentilah menebar citra pak! kami sama sekali sudah muak dengan kemunafikan, dan kesewenang-wenanganmu !

Berhentilah Pak, jika memang sudah tak mampu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun