Pentingnya nilai tanah dan memproduksi garam sebagai mata pencaharian sekaligus sumber penghidupan bagi masyarakat Madura, mendorong penulis melakukan penelitian yang terkait sengketa tanah yang terjadi di Madura tepatnya di Kabupaten Sampang. Terlebih diera ini, marak sekali konflik yang disebabkan oleh sengketa tanah. Oleh karenanya sangatlah memungkinkan untuk memperbanyak sumbangan literatur akan masalah pertanahan di Indonesia. Dilihat dari temporal konflik sengketa tanah antara petani garam dengan PT. Garam (Persero) di Kabupaten yang bisa terbilang topik hangat sehingga merupakan bahasan yang tepat untuk dikaji lebih dalam.
Garam di Indonesia sebagai Negara tropis dilakukan dengan cara penguapan air laut dan memanfaatkan energi panas matahari. Proses ini merupakan hal yang paling mudah dikerjakan dan juga dihitung dari biaya operasional yang paling rendah. Penggunaan lahan yang cukup luas dalam hal ini sangat perlu diperhitungkan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah Pemasaran.
Pemasaran merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sekarang ini sudah banyak pesaing yang memiliki produk yang sejenis. Perusahaan harus bisa menentukan strategi yang tepat agar perusahaan atau usahanya bisa terus berkembang. Perusahaan atau para pelaku bisnis harus membuat inovasi produk agar produk yang dijual sesuai dengan kebutuhan para konsumen dan dapat memuaskan konsumen.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Garam
Modal Kerja
Faktor modal merupakan unsur yang sangat penting untuk pengembangan usaha. Penelitian ini menunjukkan variabel modal memiliki pengaruh yang cukup tinggi dalam upaya meningkatkan pendapatan petani garam. Oleh karena itu, setidaknya pemerintah ataupun lembaga keuangan syariah (BMT, Koperasi Syariah dan sebagainya) harus banyak memberikan bantuan berupa kredit modal yang cukup dan tidak memberatkan usaha tani tambak garam, guna menambah modal usaha garapan garam, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani garam.
Tenaga Kerja
Menurut Sukirno, (2000:7) tenaga kerja bukan saja berarti jumlah buruh yang terdapat dalam perekonomian. Akan tetapi tenaga kerja juga meliputi keahlian dan keterampilan yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan pendidikan tenaga kerja dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu:
- Tenaga kerja kasar merupakan tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau rendah tingkat pendidikannya dan tidak memiliki keahlian dalam bidang pekerjaan.
- Tenaga kerja terampil merupakan tenaga kerja yang memiliki keahlian dari pelatihan atau pengalaman kerja.
- Tenaga kerja terdidik merupakan tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup dan ahli dalam bidang tertendu seperti akuntan, ahli ekonomi, dan insinyur.
Luas lahan
Luas Lahan merupakan faktor produksi terpenting dalam pertanian karena merupakan tempat dimana usaha tani dapat dilakukan guna menghasilkan produksi (Mubyarto, 1989:89). Luas penguasaan lahan pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses produksi ataupun usaha tani dan usaha pertanian. Dalam usaha tani misalnya pemilikan atau penguasaan lahan sempit sudah pasti kurang efisien dibanding lahan yang lebih luas. Menurut Assis et al (2014) bahwa luas lahan merupakan satu-satunya faktor yang memiliki efek yang signifikan terhadap pendapatan bulanan pada petani, jadi jika luas lahan meningkat maka pendapatan petani akan meningkat. Luas lahan merupakan halyang paling utama dalam usaha tani, dimana semakin luas lahan maka semakin besar pula jumlah produksi yang dihasilkan oleh petani (Manik, 2014). Besar kecilnya hasil produksi dari usaha tani dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan yang digunakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H