Mohon tunggu...
risky briuni
risky briuni Mohon Tunggu... -

my name is UNI. just an ordinary girl.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia Pasti Akan Baik-baik Saja

2 Januari 2012   17:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:25 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

13 november dini hari.

Nadia mendengarkan cerita abangnya dengan seksama.awalnya mereka hanya bercerita tentang hal-hal yang biasa saja.tentang teman,tentang kuliah,dan hal-hal yang layaknya dibicarakan seorang abang dan adek.malam itu mereka memang bertemu untuk makan malam berdua.karena sudah lama mereka tidak pernah bertemu apalagi mengobrol.sampai pada satu topik obrolan.si abang menyebut satu nama. sepertinya itu tidak direncanakan. topik itu mengalir begitu saja.tapi ntah kenapa, begitu mendengar topik itu,nadia langsung terdiam dan mendengar dengan lebih seksama.

abangnya mulai bercerita tentang Rehan.

topik yang sangat menarik bagi Nadia.

dalam cerita nya si abang ngomong kalau sekarang Rehan mulai berubah. dia mulai mencoba sesuatu yang sebelumnya tidak pernah Nadia bayangkan akan di coba oleh Rehan.sesuatu yang sebelumnya menjadi alasan Nadia kagum pada Rehan karena bisa menghindarinya.cerita si abang tidak lama. hanya beberapa menit. tapi rasanya itu sudah cukup emmbuat hati Nadia sakit,sedih,kecewa,takut.nadia terhenti ga bisa berkata-kata sesaat ketika mendengar abangnya bercerita.dia berharap nama yang disebut abangnya bukanlah nama Rehan. tapi 2kali Nadia mengulang pertanyaan nama itu, jawaban abangnya tetap sama. Yah, Rehan.ya Allah....kenapa dia jadi gini??apa yang ada di dalam pikirannya??

kalau saja itu tidak di tempat umum,kalau saja tidak ada si abang di depan Nadia, mungkin nadia sudah menangis saat itu juga.

"aku tau itu tidak haram.aku tau itu wajar buat cowok.tapi aku juga tau itu berbahaya buat kesehatan.aku takut itu akan merusak kamu perlahan-lahan.dan harusnya kamu lebih tau resiko itu dibanding aku!!BODOH!!"

kata-kata itu cuma bisa tersimpan di hati dan pikiran Nadia.dia tau dia tidak mungkin mengatakan itu pada Rehan. tidak lagi bisa saat ini.setidaknya dia tahu dan sadar diri kalau sekarang dia sudah seperti orang asing dengan Rehan.itu yang membuatnya tertahan untuk mengutarakannya.

mungkin kalau dulu,Nadia masih bisa mengatakannya langsung pada Rehan.tapi tidak saat ini.saat dimana semua sudah berubah.dimana tak ada lagi komunikasi yang berarti diantara mereka. bahkan sebagai seorang teman.itu yang membuat Nadia semakin sesak.di saat seperti ini, sebenarnya hati nya ingin meledak.ingin berteriak langsung di depan Rehan.menyadarkan Rehan betapa bodohnya dia kalau memilih jalan itu.memang semuanya belum sepenuhnya jelas.mungkin itu hanya seperti percobaan buat Rehan.tapi Nadia ga bisa berhenti khawatir.hati dan pikirannya masih saja bingung dan sakit.

"aku harus apa Re?aku pengen berbagi cerita atau mungkin masalahmu kalau mgkn kamu memang lagi ada masalah.tapi bahkan, untuk sekedar saling menyapa pun sekarang aku ga bisa nglakuin itu.aku sesak Re.aku ga bisa berhenti khawatirin kamu sementara aku tau aku ga bisa berbuat apa-apa.dan itu pun hak dan keputusan kamu untuk melakukan apapun.tapi aku juga ga tau kenapa aku ga bisa berhenti peduliin kamu Re.setidaknya kamu adalah temanku yang ga pernah ingin aku lihat menderita.pliiiiis Re,,jaga diri kamu baik-baik!!"

cerita si abang pun selesai .tapi kekhawatiran Nadia tak pernah selesai sampai saat ini!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun