Mohon tunggu...
Risky Arbangi Nopi
Risky Arbangi Nopi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - suka nulis cem macem

kalau otak lagi gremed gremed ya nulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Jebakan Tren

23 Desember 2020   05:45 Diperbarui: 23 Desember 2020   05:51 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar satu bulan lalu semua dunia terbangun karena bencana, kami bangun dan mendengar ledakan Lebanon. Ataga! Tiba -- tiba  dunia panik, kita membagikan artikel, membagikan video, bahkan mengirimkan pesan melalui gadget "Pray for Lebanon, selamatkan kota Beirut" kita meberi tahu teman-teman kita melalui telinga kanannya "Pray for Lebanon, selamatkan kota Beirut"  membuat insta story melalui instagram, dan berteriak sekeras mungkin "Pray for Lebanon, selamatkan kota Beirut" itu adalah gerakan global yang belum pernah ku lihat sebelumnya.

Tapi, ini dia masalahnya? Kita tidak terlalu peduli dengan Lebanon atau ledakan Lebanon. karena dua bulan kemudian setalah kejadian, kita benar-benar melupakannya, dan kita tak terusik lagi. "Lagi pula, di mana Lebanon?" dan ini bukan pendapatku, ini adalah data. Menurut Google Trends minat dunia pada ledakan Lebanon  telihat memuncak saat kejadian Agustus 05, 2020 dan turun drastis pada akhir Agustus. Satu ujung runcing saja dalam memuncak kepanikan dan empati, kita hanya peduli selama satu pekan, itu saja.

Ini bukti bahwa kita tertarik dengan masalahnya. Kita hanya tertarik pada hal yang sedang tren. Ini adalah jebakan tren  yang beraksi. Dan apakah ini salah, begitu juga saya.  Saya, seperti kalian. Fokus pada sebuah topik selama 15 menit hingga tren selanjutnya lahir. Dan jika kau bertanya, Lebanon sekarat bukan ledakan, tapi karena kita, karena perhatian sekejap kita.

Kembali dengan tren. Dua tahun lalu, trennya adalah sedotan plastik. Semua orang membicarakan sedotan plastik. Dan sekarang, itu tidak terlalu penting. Lihat saja di Google Trends lagi (https://trends.google.co.id/trends/explore?q=limbah%20sedotan%20plastik). Satu tahun yang lalu, trennya adalah Hutan Hujan Amazon, serta tentang Koala yang sekarat. Sekarang pandemic corona virus Suatu hari, ada masalah yang tren, keesokannya, sudah bukan lagi. Kenapa begitu? Bukan begini cara menyelamatkan Bumi, ini tidak berkelanjutan. Melihat data di atas terkait masalah ini. Butuh tahunan untuk diatasi, untuk melihat perubahan sesungguhnya.

Siapakah mereka? Siapa lagi kalau bukan para pejuang pelanet sejati. Kalian bisa menemui mereka sekarang, seperti di laboratorium, ada yang sedang mencoba mencari solusi. Dan itu membutuhkan tahunan dalam menyelesaikan masalah. Mereka mencari cara baru untuk melawan api. "Karena saat kau mengidentifikasi masalah dalam ledakan dan kebakaran, kau juga harus mempunyai solusi" seperti cara baru untuk menciptakan plastik baru, cara baru menangani sampah. Cara menemukan vaksin baru, ataupun mengikuti protokol kesehatan.

Orang-orang ini peduli dengan masalah. Bukan dengan Tren. Ketika kita para penonton, beralih dari satu tren ke tren lainnya, mari berhenti sejenak dan bertanya, "Apa kita sungguh peduli dengan masalahnya?" dan "Apakah kita sungguh peduli dengan solusinya?" bisa jadi "Atau kita hanya peduli dengan tren?" ini pertanyaan yang patut ditanyakan, walaupun jawabannya tak nyaman. Peduli selama satu pekan itu bagus, tapi peduli dengan masalah sebenarnya sepanjang waktu bahkan lebih baik. Peduli secara mendalam, bukan sementara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun