Mohon tunggu...
RISKYA KHAIRUNISA
RISKYA KHAIRUNISA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Pamulang

Merupakan Mahasiswa yang memiliki ketertarikan dan minat di bidang Sastra seperti menulis cerita pendek, pidato, puisi, dan sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tren Media Sosial di Kalangan Gen Z, Menyuarakan Identitas dan Solidaritas

6 Oktober 2024   15:50 Diperbarui: 6 Oktober 2024   15:52 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gen Z, generasi yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, tumbuh dalam era digital yang penuh dengan kemajuan teknologi. Dengan akses internet yang hampir tanpa batas, media sosial telah menjadi panggung utama bagi mereka untuk berkomunikasi, mengekspresikan diri, dan membentuk tren global. 

Salah satu ciri khas dari penggunaan media sosial oleh Gen Z adalah keinginan mereka untuk menyuarakan identitas diri dan solidaritas sosial yang mendalam. Berikut ini adalah pandangan tentang bagaimana tren media sosial di kalangan Gen Z memengaruhi budaya digital dan kehidupan sehari-hari.

1. Otentisitas dan Identitas Diri: Beyond the Filters 

Berbeda dengan generasi sebelumnya yang cenderung menggunakan media sosial untuk menampilkan versi terbaik dari diri mereka, Gen Z lebih tertarik dengan keaslian. Mereka ingin menampilkan diri apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. 

Tren seperti "no filter" di Instagram, atau kejujuran brutal di platform seperti BeReal, menunjukkan betapa pentingnya otentisitas bagi mereka. Gen Z merasa lebih nyaman berbagi momen real-time, tanpa diatur atau dirancang untuk terlihat sempurna. Mereka menghindari pencitraan palsu dan justru merayakan ketidaksempurnaan sebagai bagian dari identitas mereka.


2. Kecepatan dan Efisiensi: Short-form Content
Dalam dunia yang serba cepat, perhatian audiens Gen Z sangat terbatas. Inilah sebabnya platform seperti TikTok dan Instagram Reels begitu populer di kalangan mereka. Konten singkat, padat, dan menghibur menjadi daya tarik utama. Video berdurasi 15-60 detik dianggap lebih efektif untuk menyampaikan pesan, hiburan, atau informasi. Tren ini menunjukkan bahwa Gen Z menghargai kecepatan dan efisiensi dalam konsumsi informasi.

Namun, di balik tren ini, ada tantangan terhadap kemampuan mereka untuk merenung lebih dalam terhadap isu-isu kompleks. Kebiasaan mengonsumsi konten yang cepat dan singkat dapat mempengaruhi cara mereka memproses informasi, yang bisa berakibat pada kurangnya waktu untuk refleksi mendalam.

3. Aktivisme Sosial: A New Wave of Digital Advocacy
Gen Z dikenal sangat peduli dengan isu-isu sosial. Mereka tidak hanya menggunakan media sosial untuk bersenang-senang, tetapi juga sebagai alat untuk memobilisasi gerakan sosial. Kampanye seperti #BlackLivesMatter dan #ClimateChange mendapat dukungan luas dari kalangan Gen Z di seluruh dunia. Platform seperti Twitter dan Instagram menjadi alat yang ampuh untuk menyuarakan isu-isu seperti perubahan iklim, hak LGBTQ+, feminisme, hingga keadilan rasial.

Hal ini menunjukkan bahwa Gen Z melihat media sosial sebagai alat kekuatan kolektif untuk menggerakkan perubahan nyata. Melalui tren ini, mereka menunjukkan solidaritas global dan keterlibatan mereka dalam isu-isu yang lebih besar dari sekadar konten viral.

4. Meme Culture: Kreativitas Tanpa Batas
Salah satu hal yang paling mencolok dalam tren media sosial di kalangan Gen Z adalah budaya meme. Meme tidak hanya menjadi alat untuk hiburan, tetapi juga sarana ekspresi dan sindiran terhadap isu-isu sosial. Kreativitas Gen Z dalam menciptakan dan menyebarkan meme menunjukkan kemampuan mereka untuk menyederhanakan isu-isu kompleks menjadi sesuatu yang mudah dipahami dan relatable.

Budaya meme ini juga menciptakan bahasa baru yang lebih universal. Meme sering kali bisa melampaui batasan bahasa dan budaya, menjadi bentuk komunikasi global yang sangat efisien. Di sinilah kita bisa melihat bagaimana humor dan sindiran menjadi alat yang kuat untuk membentuk opini publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun